Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan mengambil langkah untuk mengantisipasi potensi penularan kasus COVID-19 di sekolah di tengah tren kenaikan kasus dengan menerapkan pembelajaran tatap muka 50 persen kapasitas.

"Mulai hari ini, pembelajaran tatap muka (PTM) diberlakukan 50 persen kapasitas. Jadi sekolah menata ulang proses pembelajaran tatap muka saat tren kasus mengalami kenaikan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, pemberlakuan kebijakan PTM akan dievaluasi secara dinamis mengikuti perkembangan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta.

Dengan diberlakukannya PTM 50 persen kapasitas, maka kegiatan belajar mengajar kembali digelar dengan sistem hybrid yaitu perpaduan sistem daring dan luring.

"Mau tidak mau memang harus dilakukan pembelajaran terbatas demi kesehatan seluruh siswa karena perkembangan kasus yang terus meningkat," katanya.

Baca juga: Yogyakarta evaluasi rencana PTM 100 persen
Baca juga: Gubernur DIY minta kabupaten/kota evaluasi kembali pelaksanaan PTM

Sejak pekan ketiga Januari, kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta menunjukkan tren kenaikan dan pada Rabu (2/2) terdapat tambahan 16 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga terdapat 113 kasus aktif di kota tersebut.

Meskipun pembelajaran tatap muka kembali dilakukan dengan kapasitas terbatas, Heroe mengingatkan sekolah, orang tua, dan siswa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

"Saya kira, sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan ketat dalam kegiatan belajar mengajar. Namun, kontrol orang tua menjadi penting saat anak berada di rumah," katanya.

Baca juga: PTM 100 persen SMA/SMK di DIY bakal dihentikan sementara
Baca juga: Disdikpora sebut PTM 100 persen SMA/SMK di DIY lancar

Ia berharap, orang tua tetap dapat memberikan pengawasan kepada anak untuk menjalankan protokol kesehatan yang ketat dalam berbagai aktivitas sehari-hari di luar sekolah.

"Dengan demikian, ketika anak belajar di sekolah pun tetap aman. Protokol kesehatan di sekolah dan di rumah berjalan beriringan," katanya.

Meskipun dilakukan PTM terbatas, namun skrining atau pemeriksaan COVID-19 untuk siswa tetap akan dilakukan. "Temuan terbaru adalah 10 siswa dari satu sekolah terpapar COVID-19. Jumlah siswa di sekolah tersebut memang banyak dan sekolahnya cukup besar," katanya.

Selain siswa sekolah, Heroe juga mengingatkan kampus atau universitas yang sudah memberlakukan kuliah langsung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. "Mobilitas anak-anak muda sangat tinggi. Jadi harus dibarengi protokol kesehatan ketat," katanya.

Baca juga: Ketua DPR RI minta evaluasi PTM prioritaskan kesehatan anak

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022