Jakarta (ANTARA) - Dokter yang juga pendiri Laquisha Medcare dr Meita Rakhmawati mendorong remaja sadar akan gizi karena akan berdampak tidak hanya pada kesehatan anak pada masa depan tetapi juga kesehatan anaknya.

“Remaja harus memiliki kesadaran gizi sejak dini, karena memang tidak hanya berdampak pada kesehatan dirinya tetapi juga keturunannya pada masa depan. Remaja yang saat ini suka mengonsumsi makanan dan minuman manis misalnya, akan mengalami gangguan kesehatan pada masa depan seperti penyakit diabetes melitus tipe 2 saat berusia lanjut,” ujar Meita dalam webinar “Kami Sadar Gizi, Siap Bersaing di Era Globalisasi" yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Selain itu, konsumsi makanan dan minuman manis juga bisa menyebabkan keluhan wajah berjerawat yang sangat mengganggu remaja. Oleh karenanya, Meita mendorong agar remaja mendapatkan sosialisasi mengenai bahaya makanan dan minuman manis.

Baca juga: Banda Aceh dukung kampanye menyusui turunkan angka kematian anak

“Permasalahan gizi ini juga memiliki dampak pada tumbuh kembang remaja itu sendiri,” terang dia.

Selain itu, dia juga mendorong agar remaja menyadari bahwa mengonsumsi kental manis yang kaya akan gula, tidak baik bagi kesehatan remaja. Kental manis yang selama ini diasumsikan sebagai susu, ternyata lebih banyak kandungan gulanya.

Ketua Umum Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan salah kaprah tentang kental manis masih terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air. Hasil riset yang dilakukan YAICI misalnya menunjukkan bahwa 71 persen ibu hamil di Kabupaten Bekasi menganggap bahwa kental manis tersebut adalah susu.

“Padahal kental manis itu lebih banyak kandungan gulanya dibandingkan susu. Untuk itu, kami terus mensosialisasikan pada generasi muda, bahwa kental manis bukanlah susu yang jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang akan berdampak pada kesehatan,” kata Arif.

Sosialisasi yang dilakukan pada generasi muda tersebut diantaranya dilakukan dengan menggandeng komunitas Kampung Dongeng yang tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air.***3***

Baca juga: Cukupi gizi anak lewat beragam makanan
Baca juga: BKKBN: Perbaikan gizi jadi urgensi pada 1.000 HPK turunkan kekerdilan


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022