Kita tahu masing-masing anggota holding memiliki kapasitas dan keunggulan dalam bisnis masing-masing, yang berbeda-beda. Justru ini yang akan menjadi kekuatan holding
Jakarta (ANTARA) - PT Kliring Berjangka Indonesia/KBI (Persero) akan melakukan kolaborasi bisnis dengan sesama anggota holding berbasis kompetensi masing-masing perusahaan sehingga bisa menjadi satu katalisator positif untuk bisa saling mendukung dan tumbuh bersama.

"Kita tahu masing-masing anggota holding memiliki kapasitas dan keunggulan dalam bisnis masing-masing, yang berbeda-beda. Justru ini yang akan menjadi kekuatan holding ini, dimana kami bisa berkolaborasi dari berbagai anggota holding dengan latar belakang bisnis serta pemangku kepentingan yang berbeda-beda," kata Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Pernyataan tersebut disampaikan KBI yang secara resmi menjadi bagian dari Holding PT Danareksa (Persero). Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 7 tahun 2022, tentang Penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.

Dikatakan, sejalan dengan berbagai inisiasi dan inovasi yang dijalankan, dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa tentunya KBI menargetkan kinerjanya akan terus tumbuh. Industri perdagangan berjangka maupun resi gudang di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dan untuk tahun 2022 ini, berbagai inisiasi bisnis sudah mulai berjalan, dan ada beberapa yang tengah dalam persiapan.

Inisiasi tersebut meliputi peran KBI sebagai lembaga kliring di Pasar Fisik Emas Digital, Lembaga Kliring di Perdagangan Aset Kripto, serta persiapan KBI sebagai Lembaga Kliring Perdagangan Karbon. Selain itu, KBI juga tengah mempersiapkan untuk berperan sebagai Central Counterparty Clearing House.

Sebelum menjadi bagian dari Holding Danareksa, KBI telah berhasil mencatatkan kinerja korporasi dalam posisi positif. Dalam 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2017-2020, KBI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba (CAGR) sebesar 46,82 persen.

Sedangkan di tahun 2021, sampai dengan kuartal III KBI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp70,9 miliar, atau tumbuh 55,49 persen dari perolehan dalam periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp45,6 miliar. Setelah menjadi bagian dari Holding Danareksa, sebagai bagian korporasi yang di-scale up, kinerja KBI diharapkan akan lebih meningkat dan terus tumbuh.

Fajar mengatakan pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam membentuk Holding Danareksa ini. Kedepan, adanya perubahan kepemilikan saham ini tentunya akan menjadi era baru bagi KBI dan dalam hal kegiatan operasional, KBI akan tetap menjalankan kegiatan usaha dalam melayani para pemangku kepentingan seperti biasa.

"Sebagai Lembaga Kliring, kami tetap menjalankan peran ini sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada. Selain itu, KBI juga tetap menjalankan penugasan pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang," katanya.

Dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa, ke depan komposisi 250.000 saham KBI akan terbagi berupa saham Seri B sebanyak 249.999 lembar saham yang dimiliki Danareksa, serta 1 lembar saham seri A atau Saham Dwi Warna yang tetap dimiliki Pemerintah Indonesia. Komposisi kepemilikan saham ini menunjukkan kontrol pemerintah tetap ada pada KBI, baik melalui Danareksa maupun kontrol langsung atas hak Pemerintah melalui saham Dwi Warna.

Baca juga: KBI: Registrasi resi gudang pada 2021 tumbuh 48 persen
Baca juga: Laba bersih Kliring Berjangka Indonesia melonjak 55,49 persen
Baca juga: KBI bersiap jadi lembaga kliring perdagangan emas dan aset kripto

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022