Jakarta (ANTARA) - Edy Slamet Irianto secara resmi menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Wadokai Karate-Do Indonesia periode 2022-2026 menggantikan Fajar Sulaeman Taman yang menyatakan mundur dari jabatan tersebut.

Edy Slamet Irianto terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Setukpa Lemdiklat Polri, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (8/2), dengan mendapat dukungan dari 22 Pengurus Provinsi (Pengprov) Wadokai. Terpilihnya, Edy juga didukung oleh Guru Besar Wadokai Sihang Chairul Tamam.

Usai terpilih Edy menyatakan akan terus melanjutkan program-program yang dibuat oleh kepengurusan terdahulu. "Saya berjanji akan membangun dan meningkatkan prestasi Wadokai baik di Tanah Air maupun di mancanegara. Ini sesuai dengan tema yang kita usung di acara ini yakni, Konsisten Membangun Karakter Bangsa Berjiwa Ksatria," ujar Edy dalam keterangan resmi, Rabu.

Baca juga: PB Forki sahkan PB Wadokai Karate-Do Indonesia pimpinan Fajar Sulaeman

Edy juga mengatakan akan lebih menggiatkan kembali frekuensi kompetisi. "Kegiatan ini sangat perlu untuk meningkatkan prestasi atlet kita. Serta mencari bibit potensial agar regenerasi berlanjut bagi karateka Wadokai," ujar Edy.

Sebelum Munaslub, PB Wadokai menggelar Rapat kerja nasional (Rakernas) di lokasi yang sama. Dalam acara tersebut Fajar Sulaeman Taman yang harusnya mengemban tugas sebagai ketua umum PB Wadokai masa bakti 2020-2024 menyatakan mengundurkan diri.

"Dengan rasa berat hati, saya mundur dari jabatan ketua umum (PB Wadokai). Sebab, saat ini kesibukan dengan rutinitas kerja yang sangat padat. Dan tidak bisa ditinggalkan," kata Fajar yang juga Putra dari Pendiri Wadokai Indonesia Sihang Chairul Taman.

Secara pribadi, dia meminta maaf tidak bisa melanjutkan masa jabatan tersebut. "Saya tetap mendukung kegiatan Wadokai kendati sudah tidak menjadi ketua umum lagi. Semoga dengan semangat jiwa satria, saya yakin kita akan tetap bersatu dan berprestasi," kata Fajar.

Baca juga: Perguruan karate wadokai harapkan atlet SEA games merata

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022