Purwakarta (ANTARA News) - Lalu lintas di jalan tol Purbaleunyi kembali terganggu setelah badan jalan tol sepanjang sekitar 40 meter ambles di Km 96+600, di daerah Gununghejo, arah selatan Purwakarta, Minggu pagi. Diprakirakan, akibat kondisi itu jalan tol tersebut akan ditutup selama dua bulan ke depan. Badan jalan ambles dengan penurunan permukaan jalan sekitar 30 centimeter, dan kemungkinan terus terjadi penurunan. Hingga menjelang Minggu malam, jalan tol Purbaleunyi tertutup untuk kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan truk. Kendaraan kecil masih bisa melewatinya, namun harus melaju perlahan saat melintasi jalan yang ambles itu. Dari pemantauan di lokasi menunjukan penurunan badan jalan (ambles) secara perlahan terus berlangsung, di tengah antrian kendaraan, terutama kendaraan arus balik tujuan Jakarta. Kendaraan baik dari Jakarta maupun Bandung harus melaju "merayap" saat melintasi jalan yang amblas itu dengan "pengamanan" para petugas Jasa Marga dan polisi. "Secara teknis, kejadian ini paling parah dibanding amblesnya jalan di Km 91 yang terjadi beberapa waktu lalu," kata Basuki, Kabag Litbang Departemen PU yang ditemui di lokasi. Ia mengatakan, badan jalan tol di Km 96+600 itu ambles pada Minggu pagi sekitar pukul 06.30 WIB, karena terjadi pergerakan tanah, menyusul hujan yang terus mengguyur belakangan ini, dan bukan ambles ke bawah, seperti terjadi di Km 91. Oleh sebab itu, kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan truk "dilarang" melewatinya untuk menghindari semakin parahnya amblas jalan secara tiba-tiba. Basuki mengatakan, untuk perbaikan badan jalan yang ambles itu diperlukan waktu cukup lama, sehingga kemungkinan jalan tol Purbaleunyi harus ditutup total dengan waktu cukup lama pula. "Kalau di Km 91 lalu, perbaikanya bisa cepat dengan cara mengurug tanah karena amblesnya ke bawah. Tapi di sini (Km 96+600) ambles karena tergusur gerakan tanah," katanya. Untuk perbaikannya, menurut Ketua Tim Evaluasi Kerusakan Jalan tol Purbaleunyi itu harus melalui beberapa tahap yang diawali dengan upaya "menyetop" gerakan tanah, sebelum rekontruksi jalan. Tahap pertama yang harus dilakukan, yakni memasang alat-alat penahan gerakan tanah pada kedalaman sekitar 20 meter, yang memerlukan waktu tidak kurang tiga minggu. Kemudian baru dilakukan rekonstruksi jalan yang tidak akan terselesaikan dua-tiga minggu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006