Persyaratan MSC untuk alat tangkap yang hilang atau dibuang di laut harus diperkuat untuk meminimalisasi risiko penangkapan yang tidak disengaja atau terjeratnya kehidupan laut dalam "ghost gear" (jaring hantu)
Bogor, Jabar (ANTARA) - Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) menyatakan dibutuhkan penguatan syarat alat tangkap yang hilang atau dibuang di laut guna meminimalkan risiko penangkapan hidupan laut terjerat dalam "ghost gear" (jaring hantu)

"Persyaratan MSC untuk alat tangkap yang hilang atau dibuang di laut harus diperkuat untuk meminimalisasi risiko penangkapan yang tidak disengaja atau terjeratnya kehidupan laut dalam ghost gear (jaring hantu)," kata Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto dalam taklimat media kepada ANTARA di Bogor, Sabtu.

Sebagai organisasi internasional nirlaba, Dewan Penata Layanan Lautan (MSC) menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut.

Merujuk Chief Science & Standards Officer MSC Dr Rohan Currey terkait usulan perubahan standar perikanan berkelanjutan global memasukkan persyaratan baru, ia menjelaskan bahwa perikanan perlu menerapkan langkah-langkah pengelolaan guna mencegah hilangnya alat tangkap, serta meminimalkan dampaknya ketika jaring tersebut hilang atau dibuang.

Selain itu, kompleksitas standar juga telah dikurangi sebisa mungkin dengan tujuan untuk membuat penilaian lebih efisien.

Sementara perikanan masih harus mencapai tingkat kinerja yang sama, katanya, seluruh standar ditinjau untuk menyederhanakan bahasa, menghilangkan ambiguitas, dan mengurangi jumlah indikator yang dinilai untuk perikanan.

Hasilnya, jumlah permasalahan perihal penilaian telah berkurang secara keseluruhan.

Rohan Currey menyatakan dalam kurun 30 tahun terakhir telah memperlihatkan langkah signifikan yang dibuat dalam penangkapan ikan berkelanjutan.

Ilmu pengetahuan, teknologi dan peraturan yang baru telah mengubah cara dalam menangkap ikan dan mengelola sumber daya laut, meski diakui penangkapan ikan yang berlebihan dan kerusakan laut masih terus berlanjut.

Baca juga: MSC-KKP kolaborasi perbaikan perikanan berkelanjutan di lima wilayah

Baca juga: Pembuktian nelayan Indonesia memenuhi standar keberlanjutan global


Ia mengatakan Standar Perikanan MSC yang baru akan berperan penting dalam mewujudkan perubahan ini.

Melalui sains yang selektif, pengetahuan dan praktik terbaik ke dalam serangkaian persyaratan nyata untuk perikanan, standar ini menyediakan salah satu perangkat paling kuat yang dimiliki untuk dapat memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi perikanan dan lautan.

"Pengumuman hari ini adalah puncak dari ratusan kontribusi para ilmuwan, pakar perikanan, konservasionis, bisnis, pemerintah dan pihak lainnya. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan wawasan terhadap tinjauan selama ini," katanya.

"Kami berharap dapat menerima saran dan masukan," tambahnya.

Ia menjelaskan draf lengkap Standar Perikanan MSC tersedia secara daring di laman di msc.org.

Siapa pun yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang perubahan tersebut, katanya, juga diundang untuk menghadiri webinar publik pada Selasa (15/2) untuk berbicara dengan anggota Tim Standar Perikanan MSC.

Dewan Pengawas MSC akan membuat keputusan akhir untuk menyetujui standar baru itu pada Juni 2022, demikian Rohan Currey ​​​​​​.

Baca juga: Pakar: Butuh strategi kurangi dampak "bycatch" rajungan berkelanjutan 

Baca juga: Indonesia promosikan alat penanda jaring untuk atasi sampah laut

Baca juga: MSC: Perburuan sirip hiu terlarang dalam perikanan berserifikat

Baca juga: Indonesia-FAO akan susun regulasi pengelolaan jaring hantu




 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022