Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2011 secara tahunan (yoy) mencapai 6,5 persen.

"Angka ini sama seperti triwulan I 2011 yang juga mencapai 6,5 persen," ujar Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, apabila angka pertumbuhan ini juga mempertimbangkan dua angka dibelakang koma maka pada triwulan II mencapai 6,49 persen lebih tinggi dari triwulan I sebesar 6,47 persen.

"Triwulan II sedikit lebih baik dari triwulan I sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi semester I dibandingkan periode yang sama 2010 tumbuh sebesar rata-rata 6,48 persen atau dibulatkan 6,5 persen," ujarnya.

Sedangkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar berlaku pada triwulan II mencapai Rp1.811,1 triliun sehingga pada semester I 2011 besaran PDB keseluruhan mencapai Rp3.549 triliun.

Rusman menjelaskan tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi q to q adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,8 persen, sektor konsumsi 4,2 persen serta sektor listrik, gas dan air bersih 4 persen.

"Sementara untuk pertumbuhan year on year sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 10,7 persen, sektor perdagangan hotel dan restoran 9,6 persen dan sektor konsumsi 7,4 persen," ujarnya.

Ia menambahkan struktur PDB triwulan II 2011 masih didominasi industri pengolahan yang menyumbang 24,3 persen, sektor pertanian 15,4 persen dan sektor perdagangan hotel dan restoran 13,9 persen.

"Sedangkan secara yoy, laju pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang sebesar 10,7 persen, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan sebesar 6,9 persen serta industri pengolahan 6,1 persen," ujar Rusman.

Pertumbuhan PDB triwulan II 2011 dibandingkan triwulan I sebesar 2,9 persen uang didukung oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 1,3 persen, konsumsi pemerintah 26 persen, pembentukan modal tetap bruto 3,9 persen, ekspor 7,4 persen dan impor 6 persen.

Sementara, secara year on year dibandingkan triwulan II 2010 pertumbuhan ekonomi didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang naik 4,6 persen, konsumsi pemerintah 4,5 persen, pembentukan modal tetap bruto 9,2 persen, ekspor 17,4 persen serta impor 16 persen.

"Pengeluaran konsumsi pemerintah dapat pelajaran bagus 2010 sebab 2010 semester 1 itu masih kontraksi, sekarang mencatat belanja yang lebih kencang sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi positif 4,5 persen," ujarnya.

Rusman menambahkan angka investasi BPS berbeda dengan yang dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), karena data BKPM menghitung penanaman modal asing plus penanaman modal dalam negeri sedangkan BPS mencatat angka keseluruhan investasi dari pemerintah dan masyarakat sehingga menghasilkan pertumbuhan riil terhadap pembentukan modal.

"Pembentukan modal tetap bruto 9,2 persen. Harus dibedakan angka 9,2 persen ini dengan angka yang dikeluarkan BKPM. BKPM 22 persen tapi yang perlu dicatat 22 persen itu hanya mencakup Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri serta hanya mengukur kenaikan dolar atau rupiah bukan pertumbuhan riil pembentukan modal," ujarnya.

Secara keseluruhan struktur PDB penggunaan triwulan I 2011 didominasi kompenen pengeluaran rumah tangga sebesar 54,3 persen, didukung pengeluaran pembentukan modal tetap bruto 31,6 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah 8,3 persen serta ekspor neto sebesar 1,9 persen dari pertumbuhan ekspor 27,3 persen dan impor 25,4 persen.

Sementara, struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan II-2011 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Jawa yang memberikan kontribusi PDB 57,7 persen, Sumatera 23,5 persen, Kalimantan 9,5 persen, Sulawesi 4,7 persen dan pulau lain 4,6 persen. (ANT)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011