Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa menteri membahas situasi perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa di tengah rapat terbatas pembahasan pidato kenegaraan yang akan disampaikan oleh Presiden pada 16 Agustus 2011.

"Tadi disinggung sedikit mengenai upaya kita untuk melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap perubahan atau fluktuasi perekonomian global yang trendnya tidak membaik, khususnya yang terjadi di benua Amerika dan Eropa," katanya di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Menurut Julian, Presiden menekankan perlunya melakukan sejumlah langkah antisipatif, khususnya terkait dengan fluktuasi harga saham dan harga minyak dunia.

Pada rapat sehari sebelumnya, Kepala Negara juga menyinggung penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bagian dari fenomena perekonomian global karena terjadi hampir di seluruh belahan dunia, termasuk Eropa dan AS.

Menurut Kepala Negara, kondisi perekonomian Indonesia berada dalam kondisi baik dari segala sisi fundamental ekonomi, seperti makro ekonomi, cadangan devisa, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta rasio utang terhadap produk domestik bruto.

Oleh karena itu, lanjut Presiden, tidak ada alasan untuk panik atau cemas akibat penurunan IHSG yang dipicu oleh kekhawatiran pasar akibat turunnya peringkat utang jangka panjang AS.

Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi gejolak perekonomian dunia yang terjadi saat ini. Kebijakan yang dipersiapkan pemerintah, menurut Presiden, mengulang apa yang telah dilakukan oleh pemerintah bekerjasama dengan kalangan swasta ketika menghadapi krisis perekonomian global pada periode 2008-2009. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011