Tahun 2023 merupakan tahun bagi kita menyiapkan landasan untuk bisa bertransformasi dan menuju negara maju dan keluar dari middle income trap
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyampaikan bahwa 2023 merupakan tahun penyiapan landasan untuk menuju negara maju sesuai dengan Visi Indonesia 2045.

“Tahun 2023 merupakan tahun bagi kita menyiapkan landasan untuk bisa bertransformasi dan menuju negara maju dan keluar dari middle income trap,” kata Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam acara Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2023 secara daring, di Jakarta, Kamis.

Seiring dengan pentingnya 2023 untuk meningkatkan produktivitas dan menyiapkan landasan transformasi ekonomi, lanjutnya, maka sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3-5,9 persen.

Sasaran tersebut akan menjadi basis perhitungan sasaran makro pembangunan lainnya seperti tingkat pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, IPM, Rasio Gini dan Emisi Gas Rumah Kaca.

“Dan juga menjadi basis perhitungan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi provinsi dan menjadi basis perhitungan dari sisi produksi dan permintaan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, perekonomian Indonesia 2023 akan diarahkan untuk meningkatkan kapasitas produktif perekonomian terutama dari sisi investasi dan eskpor yang diperkirakan tumbuh masing-masing sebesar 6,4-7,9 persen dan 6,3-7,8 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan akan diharapkan datang dari industri pengolahan yang tumbuh 5,4-6,0 persen (yoy) dan sektor pertanian yang tumbuh 3,9-4,2 persen.

“Diharapkan industri pengolahan lebih tinggi dari pertumbuhan PDB sehingga share terhadap perekonomian akan lebih meningkat di atas 20 persen,” ungkap Amalia.

Untuk sasaran pertumbuhan ekonomi wilayah pada 2023, Bappenas juga telah menargetkan pertumbuhan di Sumatera mencapai 4,7-5,2 persen dengan share 21,4 persen.

Jawa-Bali dengan pertumbuhan 5,3-5,8 persen dengan share 58,8, Kalimantan dan Sulawesi dengan pertumbuhan masing-masing 5,5-6,0 persen dan 7,1-7,6 persen. Lalu Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara dengan pertumbuhan 9,2-10,0 persen, 7,3-8,4 persen, serta 5,1-5,7 persen.

“Kami harapkan nantinya sumber pertumbuhan ekonominya adalah sumber pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan produktivitas di masing-masing provinsi yang dengan secara agregat akan meningkatkan produktivitas perekonomian Indonesia,” kata Amalia.

Adapun untuk 2023, pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh tinggi walaupun ekonomi global mengalami perlambatan dan proyeksi ekonomi 2023 untuk negara-negara berkembang beberapa diantaranya direvisi turun.

Pertumbuhan ekonomi 2023 utamanya dipengaruhi oleh penanganan COVID-19 serta kepatuhan pemerintah dalam mengurangi atau menghentikan stimulus.

Baca juga: Bappenas sebut infrastruktur dan SDM jadi tantangan sektor pertanian

Baca juga: Bappenas optimalisasi transisi ekonomi hijau dengan kebijakan sistemik

Baca juga: Kementerian PPN/Bappenas kebut peraturan pelaksanaan UU IKN

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022