Teknologi bisa jadi kekuatan, sekaligus daya rusak ketika kita tidak mampu mengontrol.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menyatakan kemajuan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 harus berdampak pada perbaikan kehidupan manusia yang lebih berkualitas.

"Sumber keburukan begitu banyak kita temukan di media sosial (medsos) dan sumber kepintaran juga ada. Teknologi bisa jadi kekuatan, sekaligus daya rusak ketika kita tidak mampu mengontrol," kata Jazilul dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat.

Saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi dan Stadium General Penguatan 4 Pilar Kebangsaan di Era Revolusi Industri 4.0, di Kampus STAI DDI, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Kamis (17/2), Jazilul mencontohkan manfaat positif dari kemajuan teknologi informasi saat ini seperti banyak penceramah agama yang menggunakan media sosial YouTube sebagai media dakwah yang cukup efektif.

"Saya harap teman-teman muda mengisi itu, karena saat ini kiai pun harus punya channel YouTube untuk berdakwah. Termasuk di bidang perdagangan, penjualan bisa dilakukan secara daring," ujarnya.

Dia menilai, pandemi COVID-19 mempercepat berkembangnya penggunaan teknologi digital, bahkan kegiatan belajar mengajar banyak dilakukan secara daring. Namun, dia mengingatkan agar kemudahan akses teknologi digital harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

"Ini semangatnya kadang anak-anak ingin serba cepat, termasuk cepat kaya tapi terkadang menyalahi 4 pilar. Saat ini anak-anak sukanya game 'online' saja, kelihatannya teknologi makin canggih, tapi ilmu yang dimiliki tidak semakin banyak," katanya lagi.

Menurut dia, jalan tercepat menuju kemajuan adalah ilmu pengetahuan, karena untuk melihat masa depan bangsa, bisa dilihat dari kualitas lembaga pendidikannya seperti kampus, apakah sudah mampu mencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Dia menilai, bangsa yang maju bisa diukur dengan kemajuan di bidang pendidikan, sehingga semangat reformasi yang menginginkan kemajuan di bidang pendidikan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen dalam APBN harus terus diingatkan.

"Kalau di suatu daerah SDM-nya unggul, pasti daerah itu akan maju. Dan syarat maju punya keinginan kuat untuk maju, itu kuncinya ada di pendidikan," katanya pula.
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Pers berperan cerdaskan kehidupan bangsa
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kebijakan pemindahan IKN sudah tepat


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022