Balikpapan (ANTARA News) -Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak memastikan bahwa Kaltim Airlines, maskapai penerbangan milik Kalimantan Timur, akan mulai beroperasi 17 Agustus 2011 ini.

"Mohon doa restu untuk Kaltim Airlines ini," kata Gubernur di Balikpapan, awal pekan ini.

Penerbangan perdana tersebut akan dimulai dari Balikpapan . "Penerbangan pertama pukul 15.00 sore tujuan Berau dan Tarakan dengan pesawat Grand Caravan berkapasitas 12 penumpang," sambung Gubernur Awang.

Kaltim Airlines dibangun dari investasi sejumlah pihak swasta dengan peran utama Kadin Kaltim. Para investor melalui Kadin berinvestasi Rp29 miliar.

Menurut Gubernur, untuk sementara Kaltim Airlines terdiri dari 3 pesawat dan melayani rute-rute di perbatasan Indonesia-Malaysia, dimana Kaltim berbatasan langsung dengan negara bagian Sabah atau Sarawak dari federasi Malaysia.

"Satu pesawat untuk rute Samarinda-Tarakan, Berau, Krayan-Long Apung, Nunukan, Malinau, satu untuk rute Samarinda-Wahau-Sendawar dan pesawat ketiga dari Balikpapan-Makassar- Mamaju-Kinibalu," terang Gubernur Awang Faroek di Balikpapan awal pekan ini.

Tiga pesawat armada Kaltim Airlines terdiri dari satu pesawat jet jenis BAe 146-72 empat mesin kapasitas 72 penumpang untuk rute Balikpapan-Makassar-Mamuju-Kinibalu dan dua pesawat jenis Grand Caravan dengan kapasitas 12 penumpang untuk ke pedalaman Kalimantan Timur.

Dari Balikpapan, BAe 146-72 terbang tiga kali sepekan. Grand Caravan mengambil Bandara Juwata, Tarakan sebagai homebase untuk melayani penerbangan di utara Kaltim.

Pesawat-pesawat ini akan tampil dengan warna dominan putih dan hijau berhias tulisan kecil Kaltim Green dengan logo burung enggang di bagian ekor pesawat. Tulisan Kaltim Airlines akan dipajang di badan pesawat dengan ukuran yang lebih besar.

Kaltim Airlines juga akan melayani kawasan selatan provinsi ini, yaitu Paser dan daerah-daerah lain di Kalimantan. Dalam jangka panjang Kaltim Airlines juga diharapkan menjadi perusahaan penerbangan yang melayani jasa penerbangan intra Kalimantan dengan rute Balikpapan- Banjarmasin- Palangkaraya dan Pontianak.

Saat ini rute-rute perintis seperti penerbangan ke Krayan-Long Apung di perbatasan Kaltim, Indonesia dengan Sarawak dan Sabah di barat laut Kalimantan Timur dilayani sejumlah maskapai dengan pesawat-pesawat ringan seperti Susi Air, bahkan oleh penerbangan misi gereja (MAF).


Airvan Dijual

Dengan kepastian beroperasinya Kaltim Airlines, nasib lima pesawat Airvan yang dikelola Perusda Melati Bhakti Satya, perusahaan daerah milik Pemprov Kaltim semakin terpuruk. Menurut Gubernur, ia berencana menjual kelima pesawat berkapasitas 6 penumpang tersebut.

Namun demikian, biaya operasional Airvan yang tinggi, yaitu mencapai USD 750 per jam (Rp6,375 juta, kurs Rp8500 per dolar), atau menurut data Perusda MBS Rp4 miliar per tahun (untuk 75 jam terbang sebulan atau 900 jam terbang setahun) sementara daya angkutnya hanya 6 penumpang, membuat banyak pihak ciut atau tak berminat membelinya.

Tanpa subsidi, penerbangan ke Sendawar, Kutai Barat, yang hanya memakan waktu lebih kurang 45 menit meminta tiket seharga Rp1,5 juta dengan bagasi sangat terbatas. Dari setiap penumpang, keuntungannya hanya Rp150-200 ribu.

Sebelumnya Gubernur sempat pula berencana menukar kelima Airvan dengan satu Casa berkapasitas 18 penumpang.

Airvan mahal karena bahan bakarnya adalah avgas, jenis BBM beroktan tinggi yang harganya jauh di atas avtur, jenis BBM lain untuk pesawat terbang.

Lima pesawat Airvan yang kini nongkrong saja di Bandara Temindung, Samarinda, tersebut dibeli Pemprov Kaltim di bawah Gubernur Suwarna Abdul Fatah tahun 2003. Total harganya Rp 26,5 miliar dan diserahkan pengelolaanya kepada Perusda MBS yang bekerja sama dengan Kura-kura Aviation, maskapai penerbangan dengan AOC (air operator certificate) 135 untuk penerbangan lokal.  (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011