Itu jeritan atau ungkapan putus asa masyarakat di wilayah perbatasan karena memang akses mereka yang sangat sulit....
Pontianak (ANTARA News) - Anggota DPR RI, Karolin Margret Natasa, mengatakan, isu pengibaran bendera Malaysia di wilayah perbatasan negara di Provinsi Kalimantan Barat ungkapan putus asa masyarakat di wilayah tersebut.

"Itu jeritan atau ungkapan putus asa masyarakat di wilayah perbatasan karena memang akses mereka yang sangat sulit," kata Karolin di Pontianak, Jumat.

Karolin menjelaskan, ketika isu pengibaran bendera merebak sebenarnya sudah ada alokasi dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp16,4 miliar untuk perbaikan infrastruktur di wilayah tersebut.

"Kekurangan informasi masyarakat yang berada di daerah tersebut menyebabkan ketidaktahuan masyarakat," kata Karolin.

Meski dana itu tidak bisa membuat jalan menjadi mulus, namun paling tidak memperbaiki fungsinya dulu agar bisa terlewati oleh kendaraan.

Legislator Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P) tersebut berharap akan ada tambahan anggaran pada tahun berikutnya untuk perbaikan kondisi jalan.

Ia menilai, persoalan di perbatasan itu kompleks sehingga membutuhkan campur tangan semua pihak baik pusat, provinsi, dan kabupaten.

"Untuk pemerintah pusat kami merasa sudah ada perhatian untuk daerah perbatasan tersebut tetapi masih belum optimal," katanya.

Akibat kerusakan dan pembangunan yang harus dikejar itu sangat berat sehingga tentunya akan memakan dana yang tidak sedikit.

"Dan itu juga membutuhkan komitmen politik yang jelas," katanya.

Dia menegaskan, dirinya sudah pernah membawa masalah perbatasan ke DPR RI akibat kerawanan wilayah tersebut karena kurang tersentuhnya mereka dari pembangunan.

"Kedepannya tentunya tidak cukup hanya janji saja tetapi memerlukan realisasi yang jelas terutama mengenai anggaran," jelasnya.

Sebelumnya, Koordinator Komunikasi Informasi Masyarakat Perbatasan (Kimtas) Ambresius Murjani, menyatakan dukungannya atas rencana para kepala desa di perbatasan yang akan mengibarkan bendera Malaysia pada 17 Agustus 2011.

Ia menjelaskan, di wilayah Kabupaten Sintang, terdapat dua kecamatan dan delapan desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia, namun sebagian besar wilayah itu tertinggal dari segi pembangunan.
(ANT089)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011