akan membawa dampak mengurangi bahkan menghilangkan bau yang kurang sedap dari sampah
Cilacap (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bersama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Cilacap melakukan penanaman berbagai jenis pohon untuk menandai peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati setiap 21 Februari.

Penanaman pohon dilakukan di area fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse Derived Fuel (RDF), Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Senin.

Penanaman pohon serentak itu dilakukan oleh Sekretaris Daerah Cilacap Farid Ma'ruf, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Cilacap Wasi Ariyadi, General Manager PT SBI Tbk Pabrik Cilacap Istifaul Amin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cilacap Sri Murniyati dan sejumlah pemilah sampah.

Baca juga: DLH: Kondisi mangrove di Cilacap makin membaik

Bibit pohon yang ditanam dalam kegiatan tersebut berupa kenanga (Cananga odorata), kantil (Magnolia) dan kayu putih (Melaleuca leucadendra).

Dalam kesempatan tersebut, Kepala DLH Kabupaten Cilacap Sri Murniyati mengatakan tumbuhnya pohon akan lebih memperindah serta memiliki fungsi penghijauan dan memperkaya oksigen di sekitar lokasi pengolahan sampah.

Baca juga: Pemkab Cilacap dorong pengembangan Program Kampung Iklim

"Dengan demikian diharapkan udara sejuknya akan membawa dampak mengurangi bahkan menghilangkan bau yang kurang sedap dari sampah," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif itu memiliki luas 3 hektare dan dikelola oleh Pemkab Cilacap yang bersinergi dengan Nathabumi.

Baca juga: KLHK perluas pendampingan kelola sampah di 3.270 Kampung Iklim

Selain itu, kata dia, tempat tersebut memiliki kapasitas pengolahan sampah segar berkisar 125-150 ton per hari.

"Fasilitas ini telah diresmikan pada tahun 2020 dan selama satu tahun beroperasi telah mengolah sampah sebanyak 47.000 ton yang kemudian dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif oleh Solusi Bangun Indonesia di Pabrik Cilacap," katanya.

Dia mengatakan teknologi pengolahan sampah yang digunakan di fasilitas RDF tersebut merupakan kombinasi antara teknologi pencacahan secara mekanis dan pengeringan dengan metode Bio Drying yang menghasilkan serpihan sampah kering dengan kadar air di bawah 25 persen.

Baca juga: KLHK mendorong warga meningkatkan peran dalam pengelolaan sampah

Menurut dia, sampah kering tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan baru bara.

Selain diolah menjadi sampah kering untuk bahan bakar, kata dia, keberadaan fasilitas tersebut dimanfaatkan oleh lebih dari 120 pemilah sampah sehingga dapat membantu perekonomian mereka. 

Baca juga: KLHK kemas 3 program di Kampung Iklim saat Hari Peduli Sampah 2022

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022