Sebagus-bagusnya hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan tersebut tidak 100 persen akurat, masih di sekitar 95 persen
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan nilai CT (Cycle Threshold) pada tes PCR (Polymerase Chain Reaction) tidak dapat dipakai untuk menentukan derajat keparahan gejala maupun kesembuhan.

"Banyak orang yang memahami bahwa nilai CT tinggi itu berarti aman, sebentar lagi sembuh, salah besar. Nilai CT yang tinggi bisa terjadi pada saat tahap awal dan infeksi, dan kemudian bisa berkembang menjadi turun nilai CT-nya," ujar Panel Ahli Satgas Penanganan COVID-19 Budiman Bela dalam bincang-bincang "Peran Laboratorium Dalam Uji Diagnostik COVID-19" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa malam.

Menurutnya, bila hasil tes PCR positif maka pasien harus tetap berhati-hati meski nilai CT tinggi dan segera melapor ke puskesmas setempat.

"Ingat, kalau sekarang tidak sesak, jangan kira nanti tidak bisa berkembang jadi sesak. Atau kalau tidak pernah sesak, jangan kira itu tidak bahaya, bisa saja happy hypoxia, di mana pasien tidak tahu bahwa dia sedang sesak," tuturnya.

Baca juga: Kemenkes: Fokus pada isolasi mandiri bukan warna PeduliLindungi

Demikian pula jika hasil tes PCR negatif, ia meminta masyarakat juga tetap waspada, mengingat hasil tes PCR tidak 100 persen akurat.

"Sebagus-bagusnya hasil pemeriksaan, hasil pemeriksaan tersebut tidak 100 persen akurat, masih di sekitar 95 persen, berarti masih ada lima persen yang berpotensi terjadi kenapa-kenapa," paparnya.

Maka itu, Budiman meminta masyarakat tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan agar tidak terpapar COVID-19.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan tidak ada tes PCR yang hasilnya 100 persen sempurna.

"Tidak ada tes PCR yang 100 persen sempurna, karena dari sensitivitas maupun spesifikasinya kisarannya antara 95-99 persen. Jadi kalau tes kita kemarin sampai 500.000, sehari ada 5.000 yang bisa 'missed'," ujar dia.

Dia mengatakan tidak ada tes PCR di manapun di dunia yang tingkat akurasinya 100 persen.

Oleh karena itu, dia menyampaikan, berkaitan dengan kedatangan orang dari luar negeri yang sering kali ramai, Kementerian Kesehatan telah mengizinkan untuk melakukan tes pembanding.

Baca juga: Pemkot Surabaya diminta gandeng RS swasta percepat uji sampel usap PCR
Baca juga: Tes PCR tak perlu dilakukan berulang kali

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022