Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan kehadiran teknologi di tengah Society 5.0 bisa menjembatani kesenjangan manusia dan ekonomi karena dapat mengembangkan lebih banyak talenta kreatif menghasilkan ekonomi berkelanjutan yang selama ini dinanti- nanti di Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Riwud Mujirahayu yang mendorong perusahaan- perusahaan teknologi untuk bisa berkolaborasi menciptakan ekosistem ekonomi digital dan produk kreatif di Indonesia dengan lebih mumpuni.

"Kita saat ini menyambut Society 5.0, sebuah penawaran solusi dari Industry 4.0 di mana banyak orang berpikir Industry 4.0 akan menggunakan mesin berteknologi tinggi dan mengurangi jumlah pekerjaan oleh tenaga manusia. Society 5.0 diharapkan dapat menciptakan nilai baru dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara manusia dan masalah ekonomi pada masa depan," ujar Riwud dalam konferensi pers digitalnya, Rabu.

Baca juga: Wisatawan diingatkan agar tak selalu tergiur paket wisata harga murah

Beberapa kecanggihan teknologi yang telah terbukti mendorong manusia lebih berkembang menghasilkan usaha ekonomi kreatif di antaranya kehadiran web 3.0, pengembangan metaverse yang lebih terasah, hingga kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih.

Terkait ekonomi digital, Indonesia menurut beberapa penelitian dan riset juga menunjukkan geliat yang baik dan positif dari tahun ke tahun khususnya selama pandemi ketika masyarakat menjadikan teknologi sebagai akses utama melakukan aktivitas-nya.

Riwud mengambil contoh riset dari laporan "Economy SEA 2021" yang dikeluarkan oleh Google, dalam laporan itu ditunjukkan Indonesia memiliki nilai ekonomi digital yang meroket hingga 49 persen secara YoY (Year-on-Year) dengan besaran penghasilan mencapai 70 miliar Dolar AS atau setara Rp1.004 triliun.

Lalu berdasarkan riset dari We Are Social 2022, tercatat saat ini di Indonesia pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta yang tentunya menjadi pangsa pasar menarik bagi pertumbuhan ekonomi digital.

Dengan perkembangan yang begitu pesat maka tak perlu heran Society 5.0 dinanti untuk bisa diterapkan bersamaan dengan proses transformasi digital yang kini sedang dijalani oleh masyarakat Indonesia.

Untuk itu Kemenparekraf menyambut baik perusahaan- perusahaan teknologi yang ingin bergabung dan berkolaborasi menciptakan ekosistem ekonomi digital yang lebih kuat di Tanah Air.

Di samping itu, Riwud juga mengatakan pihaknya kini dan ke depannya akan terus menggalakan program- program untuk mendukung masyarakat bisa menjadi talenta digital yang handal khususnya di bidang pengembangan ekonomi digital dan produk kreatif.

Beberapa program di antaranya adalah seperti Baparekraf Developer Day (BDT), Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE), Baparekraf for Startup (Bekap), dan yang terbaru program Santri Digitalpreneur.

"Program- program ini dirancang untuk membangun ekosistem digital di Indonesia. Tentunya ini tidak lepas mengikuti perkembangan global. Lewat kolaborasi dengan banyak pihak dan program- program ini. Karya dari SDM asli Indonesia bisa kita dorong untuk bersaing di kelas internasional," tutup Riwud.

Baca juga: Menparekraf berkomitmen fasilitasi AI di sektor kreatif

Baca juga: Membaiknya industri otomotif dorong peningkatan kinerja di sektor lain

Baca juga: Kepariwisataan berbasis komunitas berperan penting bangkitkan ekonomi

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022