Jadi tidak ada lagi kita feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu akan mengurangi cost kita 30 persen. Nah kalau 30 persen ini kita kurangi cost-nya (biayanya) , kita akan menjadi negara yang lebih kompetitif
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan direct call atau pelayaran langsung barang ekspor ke tujuan akan dapat menghemat biaya hingga 30 persen sehingga membuat biaya logistik semakin efisien.

Oleh karena itu Menko Luhut menilai direct call akan membuat Indonesia lebih kompetitif karena tidak perlu feeder (pengumpan) ke Singapura atau ke Pulau Jawa terlebih dahulu sebelum dikirim ke tujuan.

"Jadi tidak ada lagi kita feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu akan mengurangi cost kita 30 persen. Nah kalau 30 persen ini kita kurangi cost-nya (biayanya) , kita akan menjadi negara yang lebih kompetitif," kata Menko Luhut Pandjaitan dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Sulawesi Selatan yang dipantau dari Jakarta, Kamis.

Menko Luhut menceritakan sejarah dimulainya direct call dari Makassar ke negara tujuan ekspor beberapa tahun lalu. Kala itu, kata dia, biaya ekspor melambung karena pengiriman harus dilakukan melalui Pulau Jawa, tepatnya dari Surabaya.

"Saya ingat hampir empat tahun lalu saya rapat kemari (Makassar), itu rapat kita mengenai direct call. Waktu itu saya ingat sekali betapa kita itu semua harus ke Jawa, akhirnya high cost. Terus saya putuskan di sini, waktu itu, kita direct call saja, tidak perlu lagi ke Jawa," kenangnya.

Baca juga: Menko Luhut targetkan biaya logistik capai 17 persen dari PDB di 2024

Menko Luhut berharap kebijakan direct call akan dapat menekan biaya logistik nasional yang saat ini cukup tinggi.

Saat ini biaya logistik nasional mencapai 23,5 persen terhadap PDB, jauh dibandingkan negara tetangga yang hanya sekitar 13 persen. Pemerintah menargetkan bisa menekan biaya logistik nasional menjadi sekitar 17 persen pada 2024 mendatang.

"Target kita, sampai tahun 2024 kita mau 17 persen. Tapi saya bilang, saya mau 15 persen. Jadi kita masih challenge (tantang) ini semua supaya bisa. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa?" katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengatakan program direct call telah memberi dampak besar terhadap peningkatan ekspor hingga 25 persen. Program tersebut pun telah dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM.

"Sekarang bukan lagi perusahaan besar yang mengekspor tapi perusahaan-perusahaan kecil yang bahkan UMKM, CV, sudah banyak yang masuk dan mengirimkan (ekspor). Bahkan yang dikirimkan sampai kotoran hewan kelelawar dikirim untuk pupuk ke luar negeri," katanya.

Tidak hanya itu, peningkatan ekspor juga terjadi untuk produk rumput laut hingga ikan hidup.

"Karena penerbangan langsung, jadi masih bisa hidup sampai di luar negeri," ujarnya. 

Baca juga: Nurdin Abdullah ingin jadikan Sulsel pengekspor terbesar di Indonesia

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022