Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara peserta SEA Games harus mengubah visi mereka bahwa pesta olahraga dua tahunan se Asia Tenggara ini bukan lagi arena jor-joran untuk menjadi juara umum, demikian dinyatakan Ketua Indonesia SEA Games XXVI Organizing Committee (Inasoc) atau Panitia SEA Games XXVI Indonesia, Rita Subowo, di Jakarta, Jumat (19/8).

"Sekarang ini negara-negara peserta SEA Games harus membuka ulang sejarah diselenggarakannya SEA Games. Perlu dilihat lagi apa itu visi awal SEA Games. Sejak awal SEA Games digelar sebagai upaya meningkatkan prestasi atlet negara-negara di Asia Tenggara untuk persiapan menghadapi Asian Games dan Olimpiade," papar Rita pada konferensi pers Pertemuan Ketua Kontingen Peserta SEA Games XXVI.

Sekarang ini, menurut Rita, banyak cabang olahraga yang dipertandingkan untuk menguntungkan tuan rumah. Tujuannya untuk memberi kesempatan tuan rumah menjadi juara umum atau meraih medali emas terbanyak, Rita melanjutkan.

"Karena itulah cabang olahraga dan nomor-nomor olahraga yang dipertandingkan diatur sedemikian rupa sehingga menguntungkan tuan rumah. Siapa pun itu tuan rumahnya. Sebab itu jangan heran kalau kemudian cabang olahraga vovinam dan petanque dipertandingkan. Lama-lama dampu juga dipertandingan, kalau SEA Games tidak segera dikembalikan ke visi awalnya," kata Rita mengingatkan.

Cabang vovinam dan petanque akan dipertandingkan pada SEA Games XXVI di Jakarta dan Sumatera Selatan, 11-22 November mendatang.Vovinam merupakan cabang olahraga semacam pencak silat berasal dari Vietnam. Sedangkan petanque merupakan cabang olahraga lempas bola besi dari Laos, Kamboja dan sekitarnya.

Menurut Rita, negara-negara peserta SEA Games harus mengutamakan mempertandingkan cabang-cabang olahraga dan nomor Olimpiade. Sementara cabang olahraga tradisional semisal vovinam dan petanque harus dikurangi.

Dengan demikian SEA Games benar-benar menjadi arena mengasah kemampuan bagi para atlet negara-negara Asia tenggara sebelum mereka tampil pada Asian Games dan Olimpiade.

Rita mengungkapkan bahwa Komite Olimpiade Internasional ingin membantu negara-negara kawasan Asia untuk membangun prestasi olahraga mereka. Hal ini disebabkan prestasi negara-negara Asia di arena Olimpiade masih tertinggal jauh dari negara-negara Eropa dan Amerika, kecuali China.

"Saya tahu karena saya anggota IOC (Komite Olimpiade Internasional) dan saya Ketua Hubungan Internasional untuk kawasan Asia. Baru 24 dari 45 negara Asia yang memanfaatkan bantuan IOC itu. Karena itulah saya ingin mendorong negara-negara ASEAN memanfaatkan bantuan IOC itu untuk meningkatkan prestasi olahraga masing-masing," demikian Rita Subowo.
(ANT-133)





Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011