Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT PLN (Persero), Dahlan Iskan, mengatakan bahwa penggunaan listrik di saat lebaran justru mengalami penurunan tajam hingga 50 persen dibanding hari-hari biasa.

"Listrik itu kalau Lebaran pemakaiannya turun drastis.. tis.. tis. Misalnya, begini, Jawa Bali, itu kalau hari-hari biasa, beban puncak itu 18.000 MW, pas sembahyang Idul Fitri itu tinggal 9.000 MW. Jadi, lebih dari separuh turunnya." katanya di Kompleks Istana Wapres, Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, penggunaan listrik di saat puasa juga mengalami penurunan. Selama bulan puasa penggunaan listrik turun hingga 300 MW saat beban puncak.

Pengurangan beban puncak ini menurut dia, membuat kapasitas listrik mencukupi.

"Karena selama Lebaran itu beban pemakaian listrik itu sangat rendah, maka tentu listrik yang sudah cukup itu lebih dari cukup lagi," katanya.

Ia menyatakan, pemakaian yang rendah ini juga menguntungkan bagi para konsumen karena peralatan listrik menjadi sangat tidak gampang terganggu.

"Karena biasanya kalau pemakaian berlebihan, itu alat-alatnya itu panas, kemudian terganggu. Nah ini karena pemakaiannya sangat rendah, alat-alatnya pun ikut dingin dan ikut aman," katanya.

Untuk mengantisipasi kebutuhan listrik di Bandara saat lebaran karena padatnya arus mudik, ia mengatakan pihaknya telah siap dan PT Angkasa Pura tentu telah menyiapkan cadangan.

"Sejak ada masalah-masalah dulu kita sudah ada kesepakatan dengan bandara bahwa kemungkinan listrik mati kan tetap ada, namanya listrik, nah untuk itu perlu ada 3 back up. Jadi, bukan hanya satu back up. Tiga back up, dan itu menjadi tanggungan Angkasa Pura," katanya.

Menurut dia, seandainya listrik dari PLN mati, telah ada generator yang menggantikannya selain itu ada cadangan listrik dari alat penyimpan energi sementara (UPS).
(T.M041/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011