Bali pada prinsipnya kesiapannya relatif lebih tinggi dibanding daerah lain
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan tahapan membebaskan Indonesia dari pandemi COVID-19 dilakukan berbasis pulau.

"Indonesia itu tidak sama setiap daerah kemampuan dan kapasitasnya. Maka proses bertahap yang lebih produktif tapi tetap aman COVID-19 harus dicari dan dimulai dari daerah-daerah yang relatif siap dulu," kata Wiku Adisasmito dalam Podcast Apa Adanya yang diikuti dari YouTube B1 Plus di Jakarta, Rabu sore.

Sejumlah aspek yang perlu dipenuhi di antaranya cakupan vaksinasi dosis lengkap primer dan booster atau dosis penguat yang semakin komplit serta kesadaran masyarakat pada protokol kesehatan.

Baca juga: Pemerintah perpanjang PPKM luar Jawa dan Bali hingga 14 Februari
Baca juga: Airlangga: Hanya 2 daerah di luar jawa yang vaksinasi kedua 70 persen

Wiku mengatakan Bali merupakan pulau di Indonesia yang telah memenuhi aspek tersebut sehingga pemerintah menerapkan uji coba untuk mengembalikan aktivitas ekonomi yang lebih produktif di wilayah setempat namun tetap mengendalikan penularan.

Uji coba tersebut dimulai pemerintah dengan menerapkan sistem karantina bubble atau gelembung di mana pendatang mancanegara maupun domestik yang memenuhi kriteria perjalanan dikelompokkan dalam satu gelembung.

"Karena Bali pada prinsipnya kesiapannya relatif lebih tinggi dibanding daerah lain, cakupan vaksinasi satu dan dua sudah sangat tinggi dan sekarang sedang fokus pada booster," katanya.

Baca juga: Pemda Jawa-Bali diminta penuhi target vaksinasi agar level PPKM turun
Baca juga: Luhut: Persiapkan RS Sanglah jadi "zero quarantine"

Jika uji coba tersebut menghasilkan angka kasus yang terkendali, kata Wiku, maka Bali dapat menjadi satu kesatuan pulau perlindungan gelembung. "Artinya, persyaratan vaksinasi, protokol kesehatan dan seluruh cara testing dan seterusnya meluas ke seluruh pulau Bali," katanya.

Wiku menambahkan upaya membebaskan Indonesia dari COVID-19 bisa dimulai dari satu pulau ke pulau lain dengan dijaga interaksi tetap produktif namun tidak memicu lonjakan kasus.

"Pemimpin daerah perlu memiliki formula yang pas dalam menjaga interaksi produktif tanpa memicu tambahan kasus. Harus pas, jadi jangan terlalu berani, tapi jangan terlalu takut juga," katanya.

Baca juga: Menko Luhut: PPKM Jabodetabek naik level 3 dengan penyesuaian baru

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022