Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sejak Selasa (1/3) mulai surut.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, juga dilaporkan satu warga meninggal dunia akibat banjir yang terjadi di wilayah tersebut.

"Beberapa wilayah terpantau mengalami penurunan tinggi muka air pada Jumat malam (4/3), sekitar pukul 18.30 WIB. Laporan Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat penurunan tinggi muka air di Kecamatan Cinangka dari 20- 50 cm," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Abdul mengatakan meskipun adanya penurunan genangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang masih mengoperasikan dapur umum untuk warga terdampak di Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka. Sebanyak 26 KK atau 78 warga yang masih mengungsi tepatnya di Masjid Dakhana Almarogi.

Sementara itu, beberapa wilayah terdampak banjir lain juga berangsur surut, seperti di Kecamatan Ciruas. Warga yang sempat mengungsi ke tempat aman telah kembali ke rumah mereka masing-masing, dan melakukan pembersihan tempat tinggal maupun lingkungan sekitar.

"Perkembangan data per Jumat malam (4/3) menyebutkan korban meninggal dunia satu jiwa dan terdampak 2.904 KK atau 9.683 jiwa," ujar Abdul.

Sedangkan kerugian material banjir menurut laporan BPBD Kabupaten Serang, rumah terendam banjir 1.837 unit, bangunan terdampak berupa fasilitas ibadah tiga unit dan fasilitas pendidikan satu unit. Selain itu, lahan sawah terdampak seluas 389,5 hektare.

Baca juga: 64 titik lokasi banjir di kota Serang sudah surut

Banjir meluas di Kabupaten Serang ini terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi serta disertai angin kencang terjadi pada Selasa dini hari (1/3), pukul 02.00 WIB.

Wilayah desa terdampak tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti di Desa Bugel, Batukuwung, Citasuk, Curuggong, Barubug dan Kalumpang (Kecamatan Padarincang), Desa Ciherang (Gunungsari), Desa Sukjabares (Ciomas), Desa Sasahan (Waringin Kurung), Desa Pamengkang dan Margasana (Kramatwatu), Desa Kragilan (Kragilan), Desa Rancasanggal dan Cikolelet (Cinangka), Desa Citereup, Ranjeng dan Cigelam (Ciruas).

Selanjutnya, Desa Barus (Kecamatan Baros), Desa Bolang (Lebak Wangi), Desa Sukajaya (Pontang), Desa Cikedung (Mancak), Desa Pamarayan (Pamarayan), Desa Cikeusal (Cikeusal), Desa Pesanggrahan (Pabuaran).

Total desa terdampak berjumlah 24 wilayah yang tersebar di 15 kecamatan.

Menyikapi bencana banjir ini, BPBD Kabupaten Serang bersama berbagai pihak melakukan upaya darurat dengan prioritas penyelamatan dan pelayanan warga terdampak. Pihak BPBD juga berkoordinasi dengan seluruh dinas dan lembaga terkait untuk mengoptimalkan operasi tanggap darurat di lapangan.

BNPB telah mengirimkan tambahan bantuan logistik kepada BPBD Kabupaten Serang pada Rabu lalu (2/3), seperti makanan siap saji 1.000 paket, makanan tambahan gizi 500 paket, selimut 200 paket, pelampung 15 buah dan tenda pengungsi satu buah.

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siaga terhadap potensi banjir susulan. Wilayah terdampak banjir di Kabupaten Serang masih berpeluang terjadi pada esok hari (6/3) dengan intensitas ringan.

Baca juga: Pemkab terapkan skema pentahelix penanganan bencana banjir Pamekasan

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022