Pemilik paten Elvis itu juga menuntut perusahaan rekaman tersebut, yang kemudian disebut dengan nama RCA. RCA disebut-sebut telah mengeksploitasi Presley senilai 5,4 milyar dolar AS lewat pembelian katalog musiknya di tahun 1973. Pemilik Arista Sony tidak berkomentar apapun.
Dibawah kesepakatan tahun 1973, RCA membeli hak katalog Presley itu kembali. Berdasarkan surat berkekuatan hukum, pendapatan 5,4 milyar dolar akan dibagi antara penyanyi itu dan manajernya, Tom Parker.
Pemilik Paten Presley mengatakan pembayaran tahunan penyanyi itu atas setiap lagunya sekitar 10 dolar "sangat tidak proporsional" dengan pendapatan yang dihasilkan RCA dari master-master rekaman.
Selain menuntut 9 milyar dolar royalti yang belum dibayar, pemegang paten itu meminginkan pembagian keuntungan mendatang hingga 2013-50 setelah kesepakatan itu berlaku. Dan pada tahun ketika hak cipta Arista berakhir dibawah hukum Jerman.
Pemilik paten itu mengatakan pihaknya menginginkan "renumerasi yang adil".
Di bawah undang-undang hak cipta negara itu, pengadilan Jerman memiliki kekuatan untuk meminta ganti rugi atas kesepakatan yang tidak proporsional dengan konteks yang lebih adil.
Leslie Perrin, pimpinan dari firma hukum Inggris Calunius Capital, yang memberikan saran kepada pemegang paten itu, mengatakan bahwa Jerman bertanggung jawab atas 10 persen dari penjualan karya penyanyi itu di dunia dan telah dilanda "demam Elvis".
(yud)
Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011