Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa Indonesia masih berupaya menekan angka kematian akibat COVID-19 sebagai proses adaptasi dengan pandemi.
 
"Ingat, dalam upaya adaptasi penanganan COVID-19 di Indonesia kita tidak mentolerir kasus kematian sedikitpun," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.
 
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat yang terpapar untuk segera melakukan pemeriksaan medis, baik tanpa gejala atau gejala ringan untuk mencegah kejadian perburukan klinis hingga kematian.
 
Ia mengemukakan, per tanggal 21-27 Februari 2022 terdapat sebanyak 1.708 kematian, dimana angka kematian itu meningkat di pekan ini menjadi 2.099 kematian.
   
Dalam periode 21 Januari hingga 6 Maret 2022, dikemukakan, sebanyak 51 persen dari 8.230 pasien yang meninggal di rumah sakit diidentifikasi memiliki komorbid, 56 persen di antaranya merupakan lansia, dan 70 persen lainnya belum divaksinasi lengkap.
 
"Sangat penting melindungi lansia dan kelompok rentan dengan pengawasan protokol kesehatan dan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap," tuturnya.
 
Selain kematian, Wiku juga menyampaikan, data perkembangan COVID-19, perkembangan data kasus positif, kesembuhan, keterisian tempat tidur, serta cakupan vaksinasi di tingkat nasional juga menjadi hal-hal yang dipertimbangkan untuk menilai kesiapan Indonesia menuju transisi dan adaptasi kegiatan masyarakat.
 
Setelah melewati puncak Omicron pada tanggal 20 Februari 2022, ia mengatakan, saat ini kasus positif COVID-19 terus menunjukkan penurunan.

Disampaikan, dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan, kasus mingguan meningkat cukup tajam menjadi hampir 400.000 kasus. Saat ini, hanya berselang dua minggu Indonesia berhasil menurunkan kasus hampir setengahnya menjadi 200.000 kasus.
 
"Tentunya angka ini masih tinggi dan masih menjadi tugas kita bersama untuk menurunkannya menjadi seperti sebelum puncak yang hanya berkisar 1.000 kasus dalam satu minggu," katanya.
   
Sementara itu, persentase kesembuhan akibat COVID-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan menjadi hampir 90 persen. Peningkatan kesembuhan itu dibarengi dengan mulai turunnya angka keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 nasional selama 10 hari terakhir, dari 38,79 persen menjadi 28,2 persen.
 
"Meski begitu, kesiagaan menuju periode transisi dan adaptasi terus ditingkatkan dengan menambah jumlah tempat tidur," ucapnya.
 
Wiku menambahkan, jika melihat angka kasus aktif di dalam negeri, Indonesia masih terbilang tinggi. Per tanggal 7 Maret 2022 tercatat jumlah kasus aktif sebanyak 44.8273 kasus.
 
"Sehingga seluruh upaya penanganan COVID-19 harus terus dilakukan secara konsisten meskipun kasus di nasional sudah menunjukkan penurunan," katanya.
 
Terkait vaksinasi, Wiku menyayangkan laju suntikan vaksinasi menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan data vaksin pemerintah yang diolah dari laman Our World in Data per 6 Maret 2022, jumlah penduduk yang telah divaksin dosis lengkap baru 53,5 persen, sementara jumlah penduduk yang sudah divaksin pertama sudah mencapai 69,48 persen, atau hampir mencapai 70 persen populasi.
 
"Angka capaian ini memang sedikit berbeda dengan angka yang dihitung berdasarkan target yang ditetapkan pemerintah. Namun metode penghitungan berbasis populasi dapat menggambarkan capaian vaksinasi dengan lebih representatif dan sejalan pula dengan data yang dipublikasi oleh berbagai organisasi kesehatan dunia termasuk WHO," kata Wiku.

Baca juga: Kapolri imbau masyarakat dukung pemerintah ubah pandemi jadi endemi  
 
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022