Jakarta (ANTARA) - Salah satu produsen kurma terbesar di Tunisia, Boudjebel, ingin membuka pabrik kurma di Indonesia, kata Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tunis.

Keinginan itu disampaikan presiden Boudjebel, Mohsen Boujbel, saat berkunjung ke KBRI dan bertemu dengan Duta Besar RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi pada Selasa (8/3). 

"Pada kesempatan ini, kami menerima tamu dari salah satu perusahaan kurma terbesar di Tunisia, Bodjebel, yang sudah mengekspor kurma ke Indonesia sejak 1995 hingga sekarang ini," ujar Zuhairi seperti dikutip dalam keterangan tertulis KBRI Tunis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Mohsen Boujbel menyampaikan ketertarikannya untuk membuka pabrik kurma di Indonesia agar produknya bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan membuka lapangan pekerjaan.

"Slogan kurma kami, manis dan berkah, sehingga betul-betul memberikan manfaat bagi para penikmat kurma," ujar Boujbel.

Dubes Zuhairi mengatakan pengusaha kurma Tunisia menilai Indonesia sebagai salah satu pasar kurma yang sangat potensial.

Baca juga: KBRI Tunis kenalkan budaya Indonesia pada Hari Perempuan Internasional

Boudjebel mengekspor sekitar 1.000 ton kurma per tahun ke Indonesia. Selain Boudjebel, ada lima produsen kurma lain di Tunisia yang mengekspor produknya ke Indonesia.

"Mereka melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial. Indonesia dipandang sebagai negara yang secara ekonomi terus tumbuh dengan meningkatnya daya beli masyarakat," kata Zuhairi.

Pada akhir pertemuan, dia menyampaikan bahwa KBRI Tunis siap membantu Boudjebel untuk meningkatkan ekspor kurma dan membangun pabrik di Indonesia.

Dia pun berharap langkah itu dapat menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Tunisia.

"Kami berharap hubungan Indonesia-Tunisia semanis dan seberkah kurma," ujar Zuhairi.

Baca juga: Tunisia minati 'furniture' Indonesia
Baca juga: Indonesia bagi pengalaman produksi vaksin dengan Tunisia-Maroko

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022