Jakarta (ANTARA News) - Aktivis jurnalisme warga Presstalk, Iwan Piliang, meyakini 50 persen perkataan mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, terkait kasus dugaan suap wisma atlet Palembang, Sumatera Selatan, benar.

"Saya yakin 50 persen omongan Nazaruddin benar, karena saya pernah ada di dalam juga," kata Iwan, usai memberikan keterangan kepada Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Jumat.

Alasan Iwan memercayai separuh perkataan Nazaruddin karena melihat sendiri adanya aliran dana dalam Kongres Pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat di Bandung, Jawa Barat.

Saat ditanya apakah ia memiliki bukti adanya aliran dana tersebut, Iwan menjawab, tidak, tetapi dirinya melihat langsung penyerahan dana tersebut.

Menurut dia, bukti yang bisa digunakan adalah kuitansi sebagai tanda terima. "Ada tanda terimanya, tapi saya tidak tahu uangnya berapa," ujarnya.

Iwan Piliang mengaku, mendapat pertanyaan yang sama dari Komite Etik KPK. Ia telah menjelaskan semuanya yang diketahui tidak saja bagaimana dapat berhubungan melalui Skype dengan Nazaruddin, tetapi juga soal kejadian di pemilihan ketua umum Partai Demokrat yang dimenangkan Anas Urbaningrum.

"Komite Etik menanyakan bagaimana saya bisa berhubungan dengan Nazar, bagaimana saya selama 40 menit membujuk Nazar untuk mau berkomunikasi dengan Skype," katanya.

Ia mengemukakan, baru mengenal mantan anggota dewan yang berstatus tersangka ini. "Pada saat konferensi pers itu saya minta PIN BB-nya," kata Iwan. PIN BB yang dimaksudnya adalah nomor identifikasi personal (Personal Inditification Number) piranti komunikasi BlackBerry.

Sejak Nazaruddin pergi ke Singapura, Iwan pun mengaku tetap bertukar pesan tertulis melalui BlackBerry (BBM). Komunikasi tersebut berlanjut hingga suami Neneng Sri Wahyuni tersebut mau diwawancara melalui Skype.

"Yang jelas, saya sudah menyampaikan semua yang saya ketahui kepada Komite Etik. Kalau masih kurang, saya bersedia dimintai keterangan lagi, kapan saja," demikian Iwan Piliang.
(T.V002/I007)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011