Zanzibar, Tanzania (ANTARA News/AFP) - Sedikitnya 163 orang tewas akibat kapal feri terbalik di lepas kepulauan tujuan wisata Zanzibar, sementara lebih dari 100 orang belum ditemukan, kata seorang menteri Sabtu.

"Kami telah menemukan 163 orang yang telah tewas dan kami telah menyelamatkan 325 orang," kata Mohammed Aboud, Menteri Negara Urusan Darurat di Zanzibar, sebagaimana dilaporkan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu malam. Ia secara dramatis mengubah jumlah korban jiwa sebelumnya, yaitu 53.

Sedikitnya 40 di antara penyintas menderita luka serius, termasuk beberapa orang yang terken pecahan saat kapal itu terguling, katanya. Ia menambahkan jumlah korban jiwa bisa lebih banyak lagi.

Beberapa pejabat mengatakan sebanyak 600 orang diduga telah berada di kapal feri nahas itu, termasuk keluarga yang baru pulang setelah berlibur untuk merayakan Idul Fitri.

Para penyintas telah mulai kembali ke Stone Town, pelabuhan utama dan ibu kota kepulauan tersebut, sementara pusat pertolongan pertama didirikan di pelabuhan itu untuk merawat mereka yang datang naik perahu cepat milik regu penolong dari feri yang terbalik.

"Suasananya mengerikan, orang-orang berteriak dan menangis dalam kegelapan," kata Aisha Mohammed, yang berusia tujuh tahun.

"Saya tak bisa menemukan ibu saya, saya kehilangan dia ketika kami semua berada di air," kata gadis cilik itu, setelah ia diangkat oleh petugas di satu perahu penolong.

Beberapa penyintas lain dengan geram menuduh pejabat pelabuhan dan kapal feri menaikkan terlalu banyak penumpang ke kapal tersebut.

"Kami berteriak kepada kapten dan orang-orang di pelabuhan bahkan sebelum kami pergi bahwa kapal tersebut kepenuhan penumpang --kapal itu dipenuhi orang dan barang," kata Zaid Amour, penyintas yang berusia 50 tahun.

"Ini bukan kecelakaan tapi ia kesalahan mereka yang tak menghentikan kapal meninggalkan pelabuhan ketika sudah jelas bagi penumpang bahwa kapal tersebut tidak aman," katanya.

Pemerintah berjanji akan melakukan semua yang dapat dikerjakannya.

"Ini adalah tragedi nasional, jadi marilah kita bersatu untuk mengatasi ini," kata Ali Mohammed Shin, presiden kepulauan semi-otonomi tersebut.

"Pemerintah Zanzibar akan melakukan apa saja yang dapat dilakukannya untuk mendukung korban peristiwa mengerikan ini," katanya.

Jumlah pasti penumpang feri jenis itu seringkali sulit ditentukan sebab tak ada daftar penumpang yang bisa dipercaya yang disimpan.

"Kami telah meminta bantuan darurat dari Das es Salaam, termasuk penyelam, untuk membantu upaya pertolongan, kata Aboud kepada AFP.

MV Spice Islander, yang melakukan perjalanan antara pulau utama Zanzibar, Unguja, dan Pemba --dua dari ketiga pulau yang membentuk Zanzibar, meninggalkan Unguja sekitar pukul 21:00 waktu setempat (Sabtu, 01:00 WIB) dan terbalik empat jam kemudian.

"Para pelaut di kapal masih memberitahu kami, `tak apa-apa`, ketika kami meminta pelampung, jadi ketika keadaan benar-benar buruk, situasinya sudah sangat terlambat buat banyak orang," tambah Amour.

Feri tersebut dilaporkan membawa barang berat berupa beras dan barang lain.

"Upaya pertolongan terhambat oleh kurangnya peralatan," kata Wakil Menteri Negara Urusan Prasarana dan Komunikasi Issa Gavu kepada AFP.

Sejauh ini tak ada laporan mengenai orang asing di antara korban tewas atau cedera, kata reporter AFP di lokasi kejadian.

Kapal feri memiliki catatan keamanan buruk di Tanzania. Pada Mei 2009, satu kapal feri terbalik sehingga enam orang tewas, sementara beberapa kapal barang dilaporkan terbakar dalam beberapa tahun belakangan.
(Uu.C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011