Jalur wisata arah Bunker Kaliadem juga sudah dikosongkan
Sleman (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan penutupan sementara jalur menuju kawasan penambangan pasir dan jalur wisata di lereng Gunung Merapi setelah terjadinya awan panas guguran (APG) Gunung Merapi.

  "Setelah adanya APG Gunung Merapi pada Rabu (9/3) hingga pagi tadi, jalur penambangan dan jalur wisata di lereng Merapi bagian atas langsung ditutup sementara untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Kamis.

  Menurut dia, jalur penambangan yang ditutup tersebut yakni di Kelurahan Kepuharjo, Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan yang menuju ke Sungai Gendol.

  "Sedangkan jalur wisata yang ditutup sementara yakni rute jip wisata 'Volcano Tour' di Kelurahan Kepuharjo dan Umbulharjo, Cangkringan yang menuju ke arah Bunker Kaliadem," katanya.

Ia mengatakan, seluruh alat berat yang ada di kawasan penambangan pasir Sungai Gendol, Kepuharjo saat ini juga sudah dipindahkan ke lokasi yang aman

"Jalur wisata arah Bunker Kaliadem juga sudah dikosongkan dari armada jip wisata," katanya.

Baca juga: 193 warga yang mengungsi untuk menghindari dampak Merapi sudah pulang

Baca juga: Merapi luncurkan awan panas guguran ke tenggara sejauh lima kilometer


Makwan mengatakan, saat ini Saat ini kondisi Gunung Merapi sudah melandai, setelah Rabu (9/3) malam hingga dini hari tadi terjadi APG sebanyak lima kali dengan jarak luncur kurang lebih 5 kilometer di arah Sungai Gendol.

"Kondisi sudah melandai, namun kami tetap melakukan upaya antisipasi jika aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat," katanya.

Ia mengatakan, seluruh warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan yang mengungsi di Balai Kelurahan Glagaharjo pagi ini juga sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Namun warga tetap diminta waspada jika aktivitas Merapi naik lagi," katanya.

Gunung api Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman dan Jawa Tengah mengalami peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter dan mengarah ke arah tenggara pada Rabu (9/3) sejak pukul 23.18 WIB.

Selain itu, teramati pula lava pijar sebanyak tujuh kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat waktu terjadinya APG masing-masing adalah pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44 dan 23.53 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik.

Kemudian APG kembali terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter pada Kamis (10/3) dini hari pukul 00.22, 01.00, 01.22, 01.35, 02.07 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi 191 detik. BPPTKG menyatakan pada pukul 01.30 aktivitas Gunung api Merapi telah melandai.

Adapun usai kejadian APG sebelumnya, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.

Peristiwa APG menurut laporan BPPTKG juga memicu terjadinya hujan abu di beberapa wilayah seperti di Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan, Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kemudian juga Desa Balai Rante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.


Baca juga: Kubah lava Gunung Merapi tumbuh hingga 10 ribu meter kubik per hari

Baca juga: Gunung Merapi tiga kali luncurkan awan panas guguran terjauh 2,5 km


 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022