Pontianak (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan kegiatan sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN Pasti) sebagai langkah penurunan angka stunting dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

"Kami bersyukur walaupun di masa pandemi angka stunting mengalami penurunan sekitar tiga persen, yakni dari 27,6 persen di tahun 2019, dan turun menjadi 24,4 persen di tahun sekarang," kata Hasto Wardoyo saat sosialisasi RAN Pasti di Pontianak, Senin.

Dia mengatakan, masih tingginya kasus stunting itu yang menjadi momok utama, dan paling mempengaruhi kualitas SDM di Indonesia.

Selain masalah stunting yang juga mempengaruhi kualitas SDM, "mental emosional disorder" yang hingga kini angkanya masih cukup tinggi, yakni 9,8 persen atau naik dibanding tahun 2013 sebesar 6,1 persen juga ikut mempengaruhi SDM.

Baca juga: BKKBN: Angka anemia tinggi berpotensi lahirkan anak stunting

"Sehingga dalam kondisi ini sangat serius untuk ditangani segera, karena saat ini di rumah-rumah tahanan, isinya 60 persen lebih oleh mereka-mereka yang kecanduan obat-obat terlarang, yang menggunakan barang haram itu untuk menghibur diri," ungkapnya.

Terkait mencetak SDM berkualitas, presiden telah mengamanatkan angka stunting ditargetkan diturunkan menjadi 14 persen di seluruh Indonesia termasuk di Kalbar, katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan mengatakan dirinya sepakat dengan apa yang telah diutarakan Kepala BKKBN, di mana dengan menurunkan angka stunting, maka Indonesia dapat juga meningkatkan SDM yang berkualitas.

"RAN Pasti ini perlu sama-sama kita dukung dan sukseskan, karena dengan turunnya angka stunting, maka Kalbar akan memetik bonus demografi yang baik pula. Di mana pada masa itu, generasi yang lahir adalah yang berkualitas dan menjadi SDM yang dapat diandalkan dalam memajukan bangsa dan negara ini," ujarnya.

Kalbar saat ini, ujar Ria Norsan, angka stuntingnya masih cukup tinggi, yakni di angka 29,8 persen atau di atas angka nasional sebesar 24,4 persen.

"Untuk mencapai target 14 persen kita semua perlu bekerja keras. Dan saya mengajak pemerintah kabupaten/kota dan semua pihak untuk bersama-sama mencapai target tersebut," katanya.

Baca juga: Angka kekerdilan di atas 30 persen, empat kabupaten Jabar status merah
Baca juga: BKKBN: TPPS garda terdepan dalam upaya penanggulangan stunting
Baca juga: Beragam warna hiasi perjalanan pemerintah perangi kekerdilan

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022