Temanggung (ANTARA News) - Daerah kekeringan yang mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bertambah menjadi 40 dusun di 15 desa tersebar di lima kecamatan.

Kasi Perlindungan Masyarakat, Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Temanggung, Eko Suprapto, Senin, mengatakan, pada penyaluran air bersih terakhir menjelang Lebaran 2011, daerah krisis air hanya 29 dusun di 12 desa tersebar di empat kecamatan.

Ia menyebutkan, daerah yang mengalami krisis air tersebut di wilayah Kecamatan Kandangan terdapat 14 dusun di empat desa dengan jumlah penduduk 5.969 jiwa, Kecamatan Kranggan 13 dusun di empat desa (2.351 jiwa).

Kecamatan Kaloran 10 dusun di empat desa (2.575 jiwa), Kecamatan Jumo dua dusun di dua desa (1.233 jiwa), dan Kecamatan Tlogomulyo satu dusun (241 jiwa).

Pemkab Temanggung kembali menyalurkan bantuan air bersih ke daerah kekeringan, setelah dihentikan sejak Lebaran 2011 karena anggaran habis.

"Hari ini kami kembali menyalurkan bantuan air bersih setelah dana tambahan dari pemkab cair," kata Eko.

Ia mengatakan, lokasi pertama yang mendapat bantuan air adalah daerah yang benar-benar sudah kritis, yakni di Kecamatan Kandangan meliputi Dusun Karang Tengah I, Karang Tengah II, Kadepokan I, Kadepokan II di Desa Tlogopucang serta Dusun Purwosari dan Margosari di Desa Rowo.

"Penyaluran air pada minggu pertama ini kami fokuskan di daerah yang kritis, yakni di wilayah Kecamatan Kandangan, Kaloran, dan Kranggan," katanya.

Eko menuturkan, dari alokasi tambahan sebanyak 200 tangki air bersih diharapkan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga awal November 2011.

Penyaluran air pada 19 September hingga 15 Oktober 2011, katanya, dijadwalkan setiap hari dapat dilakukan di enam titik, selanjutnya hingga minggu pertama November 2011 setiap hari disalurkan di tiga titik.

"Hal ini kami lakukan dengan harapan pada pertengahan Oktober nanti sudah mulai turun hujan. Namun, tidak menutup kemungkinan penyaluran tetap dilakukan di enam titik setiap hari, tergantung kondisi nanti," katanya. (H018/I007)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011