Virus menjadi influenza musiman yang kurang mematikan
Solo (ANTARA) - Akademisi asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Reviono mengatakan laju kasus COVID-19 mempengaruhi perubahan status dari pandemi menjadi endemi.

"Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan status pandemi jadi endemi yakni kasus stabil atau setidaknya dapat diprediksi," kata Dekan Fakultas Kedokteran UNS sekaligus Dokter Spesialis Paru dan Konsultan tersebut di Solo, Rabu.

Ia mengatakan suatu penyakit dikatakan endemi jika angka reproduksi rata-rata stabil pada angka satu, artinya satu orang yang terinfeksi rata-rata menginfeksi satu orang lainnya.

"Kemudian angka kematian yang rendah dan dapat diterima masyarakat serta cakupan vaksinasi yang luas. Para ahli pun mengatakan, peningkatan kekebalan tubuh baik dengan vaksinasi atau infeksi alami dapat membantu mendorong kita ke endemi dengan COVID-19," katanya.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah munculnya imunitas kelompok di mana sudah terbentuk sistem kekebalan dalam masyarakat sehingga tidak akan terkena virus.

Baca juga: Satgas: Laju vaksinasi di 15 provinsi turun saat kasus COVID-19 tinggi

Baca juga: Polri percepat booster jelang Ramadan cegah laju COVID-19


Hingga saat ini, menurut dia harapan agar pandemi COVID-19 berubah menjadi endemi tengah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya memastikan setiap orang mendapatkan perlindungan kekebalan dengan vaksinasi.

"Dengan demikian, penularan akan COVID-19 berkurang dan hanya sedikit yang harus rawat inap juga rendahnya angka kematian meski virus terus beredar," katanya.

Sementara itu, jika melihat sejarah pandemi flu 1918, setelah beberapa tahun fatal virus yang menyebabkan pandemi 1918 akhirnya mereda.

"Ketika kekebalan populasi dari infeksi meningkat, kematian infeksi meningkat, kematian menurun, dan virus menjadi influenza musiman yang kurang mematikan meskipun keturunannya masih beredar sampai sekarang," katanya.

Meski sudah tidak lagi menjadi pandemi, dikatakannya, virus dari flu 1918 tidak hilang sepenuhnya. Diharapkan kondisi tersebut juga terjadi pada COVID-19, di mana terjadi perubahan status dari pandemi ke endemi.

"Saat ini yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menuju situasi di mana kita memiliki begitu banyak kekebalan dalam populasi, sehingga kita tidak akan lagi melihat epidemi yang sangat mematikan," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Laju penularan COVID-19 melambat

Baca juga: Mengawal percepatan vaksinasi COVID-19

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022