Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengecam aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, di Jalan Arif Rahman Hakim, Solo, Jawa Tengah, Minggu siang.

"Saya mengecam aksi tersebut karena Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi, bukan sebagai negara teroris," kata Nurhayati di Jakarta, Minggu.

Dikatakan, semua pihak harus memahami bahwa demokrasi di Indonesia adalah demokrasi yang melindungi minoritas dan menghargai mayoritas.

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI itu menambahkan, aksi bom itu juga akan menganggu pelaksanaan Asean Inter Parliamentary Asembly (AIPA) yang akan dilangsungkan di Jakarta tanggal 28-29 September 2011 dan akan dibuka oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie.

"Saya juga menyesalkan kejadian itu karena Indonesia sebagai tuan rumah AIPA akan sedikit terganggu. Mulai besok, peserta sudah pada berdatangan dan negara harus menjamin keselamatan mereka," kata politisi dari Partai Demokrat.

Ia menambahkan, aparat keamanan harus menemukan pelaku dan memberantas tuntas jaringan teroris tersebut.

"Pelaku dan jaringanya harus segera bisa ditemukan. Masyarakat diminta untuk tenang, tidak terprovokasi," kata Nurhayati.

Ia juga mengatakan, terjadinya aksi bom tersebut karena lemahnya koordinasi antara aparat penegak hukum.

"Kita harap RUU Inteligen segera disahkan segera mungkin. Sebab, sehebat apapun, kalau tanpa ada koordinasi, akan sulit," kata dia.
(zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011