"Kinerja sektor komunikasi itu turut mendukung ekonomi Sulsel yang tumbuh 4,6 persen dan untuk Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) tumbuh 6,9 persen dalam masa tahunan (yoy)," katanya pada Talkshow Indonesia Digital Economy Ecosystem sebagai rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia 2022 yang berlangsung secara virtual di Makassar, Senin.
Menurut dia, sektor tersebut diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan pasar e-commerse.
"Pangsa sektor telekomunikasi sendiri terhadap PDRB Sulsel cukup tinggi yakni sekitar 8 persen. Ini berada pada posisi ke lima setelah pertanian, perdagangan, industri dan bidang konsumsi," jelas Iman.
Dari sisi perkembangan harga dalam tren, telekomunikasi dari stabilisasi dalam layanan dinilai cukup baik. Hal tersebut karena pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Sulsel dapat mengimbangi dari sisi permintaan telekomunikasi.
Peran sarana telekomunikasi juga dapat mempengaruhi kondisi inflasi yang untuk Sulsel pada posisi Februari 2021, inflasi di Sulsel tercatat 2,37 persen secara tahunan dan ini masih dalam rentan sasaran inflasi 3 plus minus 1 persen secara nasional.
Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai dengan amanah Presidensi G20, maka BI terus mendorong terciptanya transformasi digital dengan salah satunya adalah elektrofikasi pembayaran dan fokus pada beberapa program.
Program pertama adalah memperluas elektrofikasi transaksi pemerintah daerah dengan percepatan TP2DD. Kedua, transaksi bantuan sosial menjadi non tunai, dan ketiga memperluas digitalisasi UMKM.
Baca juga: BI Sulsel siapkan Rp235,39 miliar uang pecahan kecil jelang Lebaran
Baca juga: BI Sulsel buka kembali layanan penukaran uang Rupiah
Baca juga: BI: Ekonomi Sulsel diprediksi tumbuh lebih tinggi pada 2021
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
