Yogyakarta (ANTARA) - Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengakui angka kematian akibat COVID-19 di provinsi setempat masih tinggi meski kasus positif harian menunjukkan penurunan.

"Berdasarkan catatan kami, sebagian besar yang meninggal itu rata-rata karena komorbid hipertensi, sementara kalau dari sisi usia yang terbesar itu di atas lima puluh tahun," kata Aji melalui keterangan resmi Pemda DIY di Yogyakarta, Senin.

Aji menuturkan bahwa sebagian pasien COVID-19 meninggal karena terlambat masuk rumah sakit. "Dari catatan yang kami terima karena terlambat masuk rumah sakit, karena kejadiannya masyarakat kalau terkena COVID-19 itu cukup isolasi mandiri di rumah," ujar dia.

Baca juga: Riset : Kematian akibat Omicron 75 persen lebih kecil daripada Delta

Baca juga: Luhut: Beberapa daerah perlu perhatian lebih karena kematian tinggi


Menurut sekda, ada beberapa orang yang tidak memahami bahwa mereka memiliki penyakit penyerta atau komorbid, sehingga terlambat masuk ke rumah sakit.

Meski demikian, ia memastikan bahwa di DIY tidak ada kasus kematian anak-anak karena usia yang masih muda.

Saat video conference (vidcon) terkait evaluasi PPKM Jawa-Bali pada Minggu malam (20/3), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar Pemda DIY tidak berhenti melakukan sosialisasi bagi penderita komorbid.

Luhut menuturkan bahwa kasus konfirmasi nasional sudah menurun 91 persen. Berdasarkan asesmen pada 18 Maret, level PPKM di DIY turun ke level 3.

Selain itu, terdapat 20 kabupaten/kota yang turun ke level 2 dan ada 2 kabupaten/kota yang turun ke level 1, yaitu kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Tuban. "Saya kira, kalau saya lihat semua provinsi telah mengalami penurunan," kata Luhut.

Meski demikian, Luhut menekankan agar active case surveillance, pengetesan, dan pelacakan harus kembali diperkuat serta akselerasi vaksinasi lengkap dan booster, terutama untuk lansia di daerah Jawa-Bali masih perlu terus dikejar.

Ia berharap vaksinasi booster di daerah Jawa-Bali mencapai 30 persen sebelum lebaran. Hingga pekan ketiga Maret 2022, vaksinasi Jawa-Bali telah mencapai sekitar 1,05 juta suntikan per minggu.

"Adapun target laju vaksinasi booster harus ditingkatkan hingga empat kali lipat atau 4,17 juta per minggu atau 595 ribu per hari," ujar Menko Marves.

Luhut mengatakan penelitian waste water surveillance di DIY oleh tim UGM dapat dijadikan alternatif untuk mendeteksi secara dini penyebaran kasus.

Ia mengatakan bakal meminta Menteri Kesehatan menindaklanjuti.

Baca juga: Ketua DPD ajak pesantren tingkatkan prokes guna tekan angka kematian

Data Pemda DIY per 21 Maret 2022 mencatat penambahan kasus meninggal sebanyak delapan kasus atau 2,63 persen, sehingga angka kumulatif kematian di DIY menjadi 5.716 kasus.

Delapan kasus meninggal itu berasal dari Kabupaten Bantul tiga kasus, Kulon Progo dua kasus, Gunung Kidul dua kasus, dan Sleman satu kasus.

Sementara itu, penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di DIY sebanyak 215 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 217.548 kasus.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022