Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa meminta Forum KPU Se-ASEAN mampu menemukan jalan keluar terhadap tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemilu sebagai pendorong demokrasi.

Hal tersebut ia sampaikan dalam pidato mengenai peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN dalam perkembangan demokrasi di kawasan ASEAN pada acara penutupan Forum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Se-ASEAN di Jakarta, Rabu.

Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu, sekaligus meminimalisasi adanya manipulasi, kekerasan serta ketidakjujuran dalam pemilu.

Sejalan dengan masalah tersebut, Menlu Marty Natalegawa mengatakan Indonesia bersama negara anggota ASEAN lainnya telah merintis pembentukan Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN sejak 2003, sebagai bagian dari komunitas ASEAN.

Menurut Menlu, salah satu prioritas utama Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 adalah memastikan adanya kemajuan yang signifikan dalam mencapai terbentuknya komunitas ASEAN.

"Komunitas ASEAN memungkinkan adanya kerja sama yang erat di antara negara ASEAN dalam membangun dan memperkuat kapasitas institusi demokrasi di negara ASEAN, termasuk mengenai praktik pemilu," katanya.

"Merupakan suatu kehormatan bagi Indonesia untuk dapat berada bersama dengan wakil-wakil lembaga penyelenggara pemilihan umum dari negara-negara ASEAN dan peserta lainnya dalam Forum KPU Se-ASEAN ini untuk mengonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dan tata pemerintahan yang baik," kata Menlu.

Ia juga menggarisbawahi beberapa pemikiran mengenai pemilu dan demokrasi, yakni tentang rasa kepemilikan dan partisipasi di dalam kehidupan demokrasi.

"Seluruh pemangku kepentingan, termasuk badan penyelenggara pemilu, harus mengambil bagian dan memerankan peran yang krusial, pemerintah dan masyarakat sipil harus menjadi mitra dalam memperkuat nilai-nilai dan institusi demokrasi," katanya.

Menlu menambahkan, "Demokrasi merupakan suatu proses, bukan kegiatan sekali jadi".

Oleh karena itu, Menlu mengatakan ASEAN perlunya mengambil pelajaran yang berharga dari pengalaman yang terjadi di negara sendiri maupun negara lain untuk saling belajar dan berbagi pengalaman dalam mengupayakan pembangunan politik.

"Di saat kita belajar dari pengalaman pihak lain, pada saat yang sama kita juga berbagi pengalaman yang mungkin berharga pula bagi mereka," kata Menlu.

Poin terakhir yang ia garis bawahi adalah peran perkembangan kawasan yang tidak dapat dipisahkan dari konsolidasi demokrasi di tingkat nasional.

"Untuk itulah negara ASEAN dan mitranya, serta negara sehaluan duduk bersama di forum ini untuk berbagi pengalaman dan pelajaran terbaik untuk dapat melaksanakan pemilu yang transparan, adil dan memiliki legitimasi," ujarnya.

Menlu mengatakan pada akhirnya, demokrasi harus memberikan hasil yang nyata bagi seluruh elemen masyarakat.

"Saya percaya dengan semangat tersebut, kita semua akan memiliki kerjasama yang kuat dalam mempromosikan demokrasi di ASEAN sebagai eleman yang penting untuk mewujudkan komunitas ASEAN yang kuat," kata Menlu.

Forum KPU Se-ASEAN diselenggarakan oleh KPU bekerja sama dengan Institut Internasional Untuk Demokrasi dan Pendampingan Pemilu (IDEA) yang berlangsung di Jakarta, 3-5 Oktober.

Peserta forum tersebut terdiri atas ketua/wakil KPU daerah di Indonesia, penyelenggara pemilu di ASEAN (Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Filipina), penyelenggara pemilu negara sahabat (Timor Leste, India, Amerika Serikat, Australia, Jordania, Fiji), dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat internasional nonpemerintah yang berafiliasi dengan LSM di Indonesia.

(T.SDP-01/A011)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011