Bunga Rosella banyak ditanam di lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut), namun hingga kini masih minim peminat.
Kediri, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar kompetisi olahan bunga Rosella yang banyak ditanam di daerah itu sehingga daya jualnya lebih beragam dan tinggi  dan mendorong UMKM bangkit di tengah pandemi COVID-19.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kediri,  Ahad menjelaskan selama ini bunga Rosella lebih banyak dimanfaatkan sebagai teh dan obat-obatan. Namun, bunga ini juga bisa diolah menjadi beragam olahan lain, yang tentunya nilai ekonomisnya bisa lebih bagus.

"Dengan kompetisi ini akan dapat memunculkan berbagai variasi minuman berbahan dasar Rosella dengan cita rasa dan khasiat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya saing yang tinggi terhadap minuman-minuman yang lainnya," katanya.

Ia menambahkan bunga Rosella banyak ditanam di lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut), namun hingga kini masih minim peminat.

Untuk itu, pihaknya menggelar kompetisi semacam ini.

Acara digelar di area Wisata Air Terjun Dolo, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Kegiatan ini digelar memeriahkan HUT ke-1218 Kabupaten Kediri, sekaligus salah satu upaya mendorong UMKM bangkit di tengah pandemi COVID-19.

Dengan adanya kompetisi tersebut, nantinya akan muncul ide varian olahan berbahan dasar bunga Rosella dengan tampilan yang mempunyai daya jual tinggi, yang cocok disajikan untuk restoran maupun kafe.

Pihaknya berharap masyarakat dapat serta menjaga keberlanjutan tanaman Rosella mulai dari budi daya yang baik, peningkatan produktivitas, pengolahan hasil, pengemasan, penyajian, hingga pemasaran yang dapat meningkatkan nilai ekonomi, pendapatan serta kesejahteraan masyarakat.

Ia juga sudah meminta kepada instansi terkait untuk melakukan pendampingan dan pembinaan secara terus menerus dan terprogram kepada petani, pelaku UMKM dan barista olahan bunga Resella tersebut.

"Saya instruksikan kepada dinas dan instansi terkait untuk terus melakukan pendampingan dan pembinaan secara kontinue dan terprogram sehingga proses produksi hingga pemasaran Rosella ini dapat ditingkatkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Kediri Mamiek Amiyati mengatakan kompeitisi ini memang ditujukan untuk semakin mengenalkan potensi bunga Rosella. Saat ini, bunga ini kurang diminati oleh masyarakat, padahal daya jualnya tinggi jika diolah.

Ia menjelaskan pengelola UMKM di Kabupaten Kediri juga dibekali pelatihan olahan bunga Rosella ini. Terbukti salah satu pelaku UMKM binaan Pemerintah Kabupaten mendapatkan juara tiga dalam kompeitisi yang digelar Pemkab Kediri ini.

"Tadi ada Ibu Yayuk yang mendapatkan juara ketiga, yang tak kalah dengan 'barista' dari kafe-kafe. Beliau berasal dari UMKM," kata dia.

Pemkab juga teliti dalam kegiatan ini. Ada puluhan peserta yang ikut serta dalam kompetisi.

Mereka harus menunjukkan kemampuan dan kreativitas dalam mengolah bunga Rosella menjadi produk yang menarik," kata Mamiek Aryati

Salah seorang juri Abdul Rosyid Faqih menyatakan ada beragam variasi resep yang dibuat para peserta. Bahkan, dirinya sempat kesulitan dalam menilai karena sama-sama memiliki keunikan dan rasa yang memuaskan.

"Jadi sangat mungkin sekali untuk dikembangkan ke level selanjutnya. Produk dari 25 peserta ini masing-masing membawa resepnya sendiri. Ada yang bahannya aneh-aneh, ada juga yang rasanya unik," kata dia.

Diharapkan agar pengelola UMKM bunga Rosella ini untuk terus giat membuat resep baru dan terus mencoba pengembangannya agar dikenal masyarakat luas, demikian Abdul Rosyid Faqih.

Baca juga: LIPI Riset Pengolahan "Rosella" di Gunungkidul

Baca juga: Tim Farmasi Unhas hasilkan produk minuman dari kelopak bunga rosella

Baca juga: Lereng Gunung Wilis dihijaukan ratusan siswa madrasah di Tulungagung

Baca juga: Bojonegoro Kembangkan Teh Rosella




 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022