Saddam marah dan mengatakan, "Anda warga Irak, Anda tidak bisa memerintah saya seperti itu. Saya memimpin Anda selama 35 tahun."
Bagdad (ANTARA News) - Pengadilan mantan presiden Irak Saddam Hussein dan tujuh pembantu tingginya ditunda dua pekan, kata hakim ketua Rauf Abdul-Rahman hari Selasa. Ia mengumumkan bahwa sidang berikutnya diadakan pada hari Selasa, 28 Februari 2006. Menurut Kantor Berita DPA, penangguhan itu terjadi setelah sidang hari Selasa memeriksa kesaksian tiga pejabat tinggi pemerintahan Saddam, yang menyatakan dia berserta tersangka lain melakukan mogok makan. Dalam sidang itu juga terjadi keributan, dengan pria saudara tiri Saddam Barzan al-Tikriti berulangkali berteriak "Hidup Irak" dan Saddam bersitegang dengan hakim Rahman tentang keabsahan sidang tersebut. Sidang itu merupakan yang kedua sejak diundur pada Kamis, 2 Februari 2006. Pengadilan Saddam dan tujuh pembantunya ditunda tampaknya akibat ketidakhadiran tersangka dan pengacara mereka pada hari sebelumnya. Pengadilan itu pada sidang Kamis sore mendengarkan keterangan dua saksi pria, namun dengan semua tersangka tidak hadir di persidangan tersebut. Setelah Saddam, saudara tirinya dan tiga terdakwa lain meninggalkan persidangan dua hari sebelumnya, tempat terdakwa kosong sepenuhnya. Pengadilan itu melanjutkan sidang, meski tanpa dihadiri terdakwa untuk mendengarkan kedua saksi pria tersebut, yang menyatakan disiksa di Dujail, tempat Saddam dan terdakwa itu dituduh membantai 148 warga desa Syiah pada 1982. Itu merupakan ketidakhadiran ketiga Saddam sejak persidangan dimulai Minggu. Pada sidang pengadilan Minggu itu terjadi pertikaian antara hakim ketua baru Rauf Rashid Abdul-Rahman dan sejumlah terdakwa, yang berakhir dengan pengusiran saudara tiri Saddam, Barzan al-Tikriti, dari ruang sidang oleh hakim tersebut. Saddam dan tiga terdakwa lain kemudian juga meninggalkan ruang sidang. Pada Rabu, pengadilan itu mendengarkan kesaksian lima orang, termasuk tiga wanita, yang berbicara mengenai penyiksaan sebagai pembalasan setelah usaha pembunuhan terhadap Saddam di Dujail. Pemimpin terguling itu meninggalkan ruang pengadilan beberapa menit setelah persidangannya dimulai Minggu. "Saya ingin meninggalkan ruang pengadilan," kata Saddam kepada hakim Rauf Rashid Abdul-Rahman, yang menjawab bahwa ia boleh pergi. "Saya memimpin Anda selama 35 tahun dan Anda memerintahkan saya keluar dari pengadilan," kata Saddam. "Saya hakim, Anda terdakwa, Anda harus mematuhi saya," jawab hakim tersebut. Saddam marah dan mengatakan, "Anda warga Irak, Anda tidak bisa memerintah saya seperti itu. Saya memimpin Anda selama 35 tahun." "Anda pria tua dan ada hal lain. Saya bisa memanggil Anda," kata hakim itu. Setelah perang kata itu, Saddam berjalan keluar, dengan dikawal polisi. Sebelum percekcokan antara Saddam dan hakim itu, pengacara pembela lebih dulu meninggalkan ruang sidang. Saddam menuduh pengadilan tersebut pengadilan Amerika, namun hakim bersikeras bahwa itu adalah pengadilan Irak. "Saya bekerja di bidang hukum selama 35 tahun," kata Abdul-Rahman. "Saya mengerti hak saya dan hak orang lain. Anda tidak bersalah sampai ia terbukti bersalah, itulah yang kami pelajari di hukum ketika kami mahasiswa," katanya. Saddam, dengan menuding hakim itu dengan jarinya, mengatakan, saudara tirinya, Barzan Ibrahim al-Tikriti, baru menjelaskan keadaan kesehatannya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006