Kupang (ANTARA News) - Dr Ramon Ballesttero Escobar (39), salah seorang dokter asal Kuba yang bertugas di Timor Leste, Rabu, menyeberang secara ilegal ke Indonesia untuk meminta perlindungan aparat TNI di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste, karena tidak tahan hidup di Timtim. Komandan Korem 161/Wirasakti, Kolonel Inf APJ Noch Bola ketika dikonfirmasi ANTARA News di Kupang, Rabu, membenarkan hal itu, dan mengatakan bahwa dokter Escobar ditugaskan negaranya dalam program bantuan pemerintah Kuba ke Timor Leste. Escoba bertugas di Suai, Ibukota Distrik Covalima, sengaja masuk ke Indonesia secara ilegal karena tidak tahan hidup di negara yang baru merdeka itu. "Dokter asal Kuba itu memang sengaja masuk ke negara kita secara ilegal dan langsung diamankan oleh para prajurit kita di Pos Pukapehan yang terletak di Selatan Kabupaten Belu, Rabu pagi," kata Bola. Ia menambahkan dokter tersebut dipergoki Komandan Sektor Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Letkol (Art) Ediwan Prabowo ketika bersama pasukannya dari Arteleri Pertahanan Udara RI (Arhanudri-2) Kostrad sedang melakukan patroli perbatasan. Sang dokter, kata Bola, langsung digiring ke Pos Pukapehan untuk dimintai keterangan dan hasil interogasi oleh Komandan Sektor Satgas Pamtas NTT-Timor Leste, Letkol (Art) Ediwan Prabowo, dokter Escobar malah meminta suaka dan tidak mau kembali lagi ke Timor Leste. "Dokter minta suaka ke Indonesia agar bisa dideportasi ke negaranya, karena tidak tahan hidup di Timor Leste dan sistem kontrak yang diterapkan pemerintahannya dalam program bantuan kemanusiaan ke Timor Leste itu tidak sesuai dengan fakta di lapangan," ujarnya. Fasilitas pendukung untuk memperlancar tugas kemanusiaan di Suai, Distrik Covalima, Timtim, dinilainya sangat minim sehingga membuatnya tidak betah untuk terus bertahan hidup di wilayah bekas jajahan Portugis dan merupakan bekas provinsi ke-27 Indonesia itu. "Atas dasar itu, ia memilih nekad menyeberang ke Indonesia secara ilegal dan langsung diamankan prajurit TNI dari Arhanudri-2 Kostrad di Pos Pukapehan," katanya. Danrem menambahkan dokter asal Kuba itu akan dibawa ke Atambua, ibukota Kabupaten Belu, untuk interogasi lebih lanjut. Menyangkut permintaan suaka, Bola mengatakan akan mengonsultasikan masalah itu lebih lanjut dengan Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Zamroni SE, karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara komunis itu. "Untuk sementara, kita amankan dulu di Atambua sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari Panglima (Panglima Kodam IX/Udayana). Kami tidak bisa mengambil sikap sendiri, karena persoalannya tidak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kuba," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006