Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat seiring pelaku pasar yang masih terus memantau perkembangan sentimen global.

Rupiah bergerak menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.338 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.

"Belum akan terlalu banyak sentimen yang akan menggerakkan pasar setelah publikasi inflasi pekan lalu, dan ketenagakerjaan di AS," kata analis Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,66 persen pada Maret 2022 atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,24 pada Februari menjadi 108,95.

Dengan terjadinya inflasi pada Maret, maka inflasi tahun kalender Maret 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 1,2 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Maret 2022 terhadap Maret 2021 sebesar 2,64 persen.

Sementara itu, laporan ketenagakerjaan bulanan AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat. Kementerian Ketenagakerjaan AS melaporkan laju perekrutan dengan non-farm payroll mencapai 431.000 pekerjaan sepanjang Maret 2022

Hal itu dinilai mendorong potensi The Federal Reserve untuk mempertahankan sikap hawkish yang lebih agresif dalam kebijakan moneternya.

Pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan bank sentral Mei mendatang.

"Pasar masih akan melihat perkembangan sentimen global, terutama dampak dari perang Rusia dan Ukraina, serta perkembangan imbal hasil US treasury," ujar Rully.

Secara teknikal, Rully memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.340 per dolar AS hingga Rp14.373 per dolar AS.

Pada Senin (4/4) lalu, rupiah ditutup menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.355 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.370 per dolar AS.

Baca juga: Wall St naik terangkat saham "megacap", Nasdaq melonjak 271,05 poin
Baca juga: Dolar naik karena dorongan permintaan atas peningkatan sanksi Rusia
Baca juga: Euro jatuh terseret kekhawatiran lebih banyak sanksi terhadap Rusia

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022