Surabaya (ANTARA) - Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi mengekspor sampah yang dikelola sekaligus membantu wilayah setempat bebas banjir.

"Sampah yang diekspor jenis plastik yang keras (PE)," ujar Manajer TPS-3R Bio Mandiri Lestari, Nungky Rosalina, di Banyuwangi, Senin.

TPS-3R yang dikembangkan sejak 2018 itu mengadaptasi sistem sirkular, yakni sampah dipilah secara langsung oleh mitra yang berasal dari rumah tangga.

Sampah tersebut, kata dia, kemudian dikelola di TPS-3R, baik yang organik maupun non-organik.

Baca juga: Studi IPEN soroti ekspor limbah plastik potensi cemari makanan

Baca juga: Anggota DPR desak importir re-ekspor sampah


Setiap bulan, rata-rata sampah yang dikelola mencapai 270 ton yang berasal dari 7.500 rumah tangga dari empat desa di Kecamatan Muncar.

"Sampah plastik yang kami kelola itu ada yang kami ekspor ke perusahaan EcoPlast Kunstsoff Recycling yang berbasis di Wildon, Austria. Pada 21 Maret lalu, kami ekspor perdana sebanyak 6 ton," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa produk pengelolaan sampah di TPS-3R berupa organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi pupuk organik dan ulat maggot, sedangkan yang sampah non-plastik dipilah berdasarkan jenisnya, seperti botol, kresek, plastik keras dan sejenisnya.

Ekspor sampah plastik ke Austria perdana, kata Nungky, akan dilakukan secara reguler dengan jumlah sesuai hasil sampah yang bisa dikelola oleh TPS-3R.

"Pengiriman berikutnya tidak ditentukan. Kami bisa mengirim berapa pun yang kami mampu. Tentu ini sangat menguntungkan bagi kami," kata dia.

Selain diekspor, kata Nungky, secara rutin pihaknya juga memasok ke perusahaan nasional. Sejak setahun terakhir, pihaknya mengirim botol plastik PET ke Tangerang.

"Dikirim ke perusahaan printer untuk diolah jadi bahan cartridge. Biasanya sebulan sekali 1 hingga 1,6 ton sekali kirim. Dari kegiatan pengelolaan sampah ini, setiap bulan kita mendapatkan omzet hampir Rp80 juta," tuturnya.

Penanganan sampah di Muncar diawali dari warga Desa Tembokrejo yang membuat TPS 2016. Pada 2018, Pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq untuk melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar yang diberi nama Project STOP.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah mengunjungi lokasi TPS-3R pada 19 Maret 2022.

Menurut Luhut, penanganan sampah berbasis sirkular tersebut patut untuk dikembangkan lebih luas lagi.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan saat ini program kerja sama pengelolaan sampah dengan NGO Systemiq tersebut dikembangkan dengan skala yang lebih luas.

Melalui program bertajuk Banyuwangi Hijau, skalanya akan menjangkau lima kecamatan dan juga akan dibangun pusat pengolahan sampah di Desa Balak, Kecamatan Songgon.

"Dengan program yang kami kelola bersama Systemiq ini, kami berharap dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan kebocoran sampah di Banyuwangi pada 2024," katanya.*

Baca juga: Puluhan ibu ikuti pelatihan olah sampah plastik di Kedoya

Baca juga: PKK Kelurahan Palmeriam olah limbah sayur jadi pupuk kompos


Pewarta: Fiqih Arfani/Novi Husdinariyanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022