New York (ANTARA) - Indeks utama Wall Street dibuka turun pada perdagangan Senin pagi waktu setempat dengan Nasdaq jatuh lebih dari satu persen, memimpin penurunan, seiring kenaikan imbal hasil obligasi membebani saham megacap seperti Microsoft dan Apple, dan investor gelisah menjelang data inflasi Selasa.

Saham Microsoft Corp, Apple Inc, dan Nvidia Corp anjlok antara 1,9 persen dan 4,1 persen karena acuan imbal hasil Obligasi AS 10-tahun naik menjadi 2,75 persen setelah menyentuh level tertinggi baru tiga tahun pada hari sebelumnya.

Sektor teknologi pada Indeks S&P 500 tergelincir 1,9 persen, terbesar di antara 11 sektor utama S&P, dengan Indeks Semikonduktor Philadelphia jatuh satu persen.

Saham-saham pertumbuhan dan teknologi terkemuka di pasar yang didukung oleh rekor suku bunga rendah, telah berada di bawah tekanan sejak akhir Maret karena sinyal dari bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan inflasi yang melonjak di negara itu.

Data Selasa diperkirakan menunjukkan harga konsumen AS melonjak ke tertinggi baru dalam empat dekade menjadi 8,5 persen pada Maret secara tahunan, setelah mencapai 7,9 persen pada Februari seiring konflik Ukraina mendongkrak biaya energi.

"Masalah bagi saham untuk mendapatkan momentum saat ini adalah ketidakjelasan di mana puncak inflasi berada," kata Direktur Pelaksana Pasar Global Citizens Financial Group, Eric Merlis.

"Jika kita mengira The Fed menangani inflasi dan perang tidak akan meluas lagi ke Eropa, Anda akan melihat saham pertumbuhan reli. Tapi kiya tidak di sana," katanya.

Saham produsen mobil listrik Tesla Inc turun 2,1 persen setelah data menunjukkan penjualan mobil di China anjlok pada Maret, akibat pembatasan di negara itu dalam upaya mengendalikan wabah COVID-19.

Saham Nvidia turun 4,0 persen setelah Baird menurunkan peringkat pembuat chip itu. Saham chip telah menjadi salah satu kasus terburuk dari aksi jual teknologi yang menurun 22 persen sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan penurunan 13,5 persen di Nasdaq.

Investor juga akan fokus pada bank-bank besar AS, yang memulai laporan laba kuartal I pada hari Rabu. Mereka diperkirakan akan menunjukkan penurunan tajam dalam laba kuartalan dari tahun sebelumnya.

Sementara prospek suku bunga yang lebih tinggi memperkuat sektor keuangan dengan Indeks bank S&P 500 naik 1,7 persen. Nilai Indeks S&P yang mencakup saham perbankan dan energi melampaui pertumbuhan mitranya sepanjang tahun ini yang hampir datar, sementara indeks pertumbuhan turun 13 persen.

Pada pukul 10.13 waktu setempat Indeks Dow Jones Industrial Average turun 52,55 poin atau 0,15 persen menjadi 34.668,57. Indeks S&P 500 berkurang 33,61 poin atau 0,75 persen menjadi 4.454,67 dan Indeks Komposit Nasdaq jatuh 146,94 poin atau 1,07 persen menjadi 13.564,06.

Sementara Twitter Inc meningkat 2,8 persen, membalikkan semua kerugian pra perdagangan setelah perusahaan media sosial itu mengatakan bos Tesla Elon Musk menolak tawarannya untuk bergabung dengan dewan perusahaan tersebut.

Perusahaan media dan streaming Warner Bros Discovery Inc, yang dibentuk dari merger Discovery Inc dan aset AT&T Inc senilai 43 miliar dolar, naik 3,6 persen pada hari pertama perdagangan. Saham AT&T untung 5,0 persen.

Saham-saham yang turun melampau yang naik dengan rasio 1,23 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE) dan rasio 1,26 banding 1 di Nasdaq.

Indeks S&P mencatat 31 saham tertinggi baru dalam 52-minggu dan delapan terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat 24 saham tertinggi baru dan 205 terendah baru.

Baca juga: IHSG terkoreksi mengekor pelemahan bursa saham Asia
Baca juga: Rupiah melemah tipis dipengaruhi pengetatan moneter The Fed

 

Penerjemah: Risbiani Fardaniah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022