Markas PBB (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Sebanyak satu juta orang sangat memerlukan makanan setelah Niger, yang dilanda kemarau, nyaris gagal panen, kata wakil juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Eduardo Del Buey, di Markas PBB, New York.

"Peningkatan seringnya terjadi kemarau di Sahel berarti masyarakat tak punya waktu untuk pulih dari krisis pangan yang lalu," ujarnya dalam taklimat harian di Markas PBB, Jumat (Sabtu WIB).

Ia menimpali, "Keluarga yang rentan tak mempunyai waktu menata-kembali simpanan makanan dan mengurus ternak mereka."

Jumlah orang yang sangat memerlukan makanan, menurut dia, tampaknya akan bertambah karena negeri tersebut bergerak menuju musim paceklik April-September tahun ini.

"Penilaian hasil panen mengkonfirmasi defisit sereal nasional sebanyak 500.000 ton meter, demikian jumlah perkiraan buat tahun kriris 2005 dan 2010," ujarnya.

Program Pangan Dunia (WFP) berencana meningkatkan operasinya di Niger, dan meningkatkan jumlah orang yang menerima uang kontan dan proyek makanan-untuk-pekerjaan, serta meningkatkan gizi buat anak-anak yang berusia di bawah dua tahun, perempuan hamil, selain ibu yang melakukan perawatan, kata Del Buey.

WFP juga menjangkau rata-rata 500.000 orang yang rentan per bulan, katanya.

"Kembalinya sebanyak 200.000 pekerja migran yang dulu biasa mengirim uang buat keluarga mereka dari Libya dan Pantai Gading bukan hanya menjadi pukulan bagi ekonomi negeri tersebut tapi juga menciptakan beban tambahan bagi masyarakat yang sudah berjuang untuk memperoleh makanan," ujarnya.

Ia mengemukakan, "WFP memperkirakan lembaga itu memerlukan tambahan 60 juta dolar AS guna memberi bantuan pangan untuk sebagian besar kelompok paling rentan selama enam bulan ke depan."

WFP menyatakan, secara seksama mengamati situasi di negara lain di wilayah tersebut dan prihatin dengan situasi di Chad, Mauritania, dan Burkina Faso, kata Del Buey.

"Di Mauritania, sebanyak 700.000 diperkirakan menghadapi ketidak-amanan pangan parah, sementara pada tahun-tahun sebelumnya jumlah mereka adalah 500.000," katanya.
(Uu.C003/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011