Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjalin perjanjian kemitraan dengan World Food Programme (WFP) terkait pengentasan kemiskinan, penanganan gizi buruk dan penurunan stunting.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Kamis mengatakan kolaborasi bersama WFP merupakan serangkaian agenda pembangunan yang terus didorong pemerintah melalui kemitraan dengan berbagai pihak dalam mengatasi segala permasalahan yang berkaitan dengan pangan.

“Kita ingin menindaklanjuti kembali kerja sama dengan WFP yang telah ada sejak 2017 sampai 2021. Saat itu masih dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP). Ini adalah salah satu yang memang diharapkan dari dulu untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, gizi buruk, dan stunting,” kata Arief usai menerima tim WFP di Kantor Bapanas.

Dia menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekankan bahwa visi Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud jika generasi penerusnya sehat dan produktif. Namun, tanpa pemenuhan gizi yang memadai, bonus demografi yang diharapkan dapat berubah menjadi bencana.

Dalam konteks ini, standar menu dan nutrisi dalam program kemitraan antara Bapanas dan WFP menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

“Apabila tidak terpenuhi gizinya, kemudian masih banyak penyakit dan tidak stabil kondisinya, itu akan membuat bonus demografi itu malah jadi malapetaka,” ucap Arief.

Dalam rancangan kerja sama yang dicanangkan mulai tahun ini berupa kajian metodologi pengukuran dalam penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), pengembangan Decision Support System (DSS) untuk antisipasi dan pengendalian krisis pangan, dan pengembangan early warning system ketahanan pangan dan gizi yang terintegrasi.

Selanjutnya, pengembangan model dynamic food security index, produksi dataset Small-Area Estimation (SAE) untuk level desa, pendampingan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia di Indonesia Timur atau Daerah Otonomi Baru.

“Yang perlu jadi catatan adalah standar menu dan nutrisi dalam program hasil kerja sama Bapanas dengan WFP nanti. Nanti mungkin karena WFP juga memiliki ahli-ahli, kita minta tolong karena kalau mengerjakan sesuatu mesti belajar dari yang ahlinya. Kemudian berikutnya lagi, ini semua harus bisa diukur, jadi measureable,” pesan Arief.

Bapanas dan WFP juga akan melakukan pengembangan pangan fungsional untuk bantuan pangan dan dukungan teknis edukasi pangan dan gizi pada kegiatan program Genius (Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa).

Sementara itu, WFP Indonesia Country Director a.i/Programme Policy Officer WFP John Brooks mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kolaborasi yang telah lama terbangun bersama Indonesia.

“Terima kasih juga karena baru-baru ini telah menyepakati kembali kemitraan kita sekitar 1,5 bulan lalu. Selanjutnya, kami pastikan dukungan ke pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan pangan serta gizi,” ucap John.

Selama pelaksanaan kerja sama yang saat itu BKP dengan WFP dalam kurun waktu 2017 sampai 2021 bertujuan untuk penguatan kapasitas lembaga pemerintah dalam melakukan analisis penurunan risiko dalam mengurangi jumlah penduduk yang mengalami rentan rawan pangan.

Realisasi program berupa pembangunan Sistem Informasi Ketahanan Pangan dan Gizi (SIKPG) dan dukungan teknis perbaikan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan/Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA).

Baca juga: Bapanas gandeng pemda kendalikan kerawanan pangan

Baca juga: Kepala Bapanas: Harga beras akan terkoreksi jelang panen raya


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024