Jakarta (ANTARA News) - Pemerhati pendidikan, Prof Anita Lie, menilai guru sekolah dasar harus mengubah cara pengajaran untuk lebih kreatif dalam pemberian materi belajar supaya murid sekolah dasar lebih mudah mengikuti proses belajar mengajar.

Hal itu disampaikan kepada Antara di Jakarta, Jumat, saat membahas masalah pendidikan. Anita Lie menganggap guru harus mendekatkan diri kepada murid untuk mengubah cara pengajaran dalam menyampaikan materi pelajaran.

"Kontak hati dulu, ketika guru sudah mempunyai kontak hati dengan muridnya maka dia akan dekat dengan murid dan mengerti kemauan murid tersebut. Khususnya untuk guru sekolah dasar," katanya.

Dia menambahkan bahwa penyampaian materi pelajaran untuk murid sekolah dasar harus bervariasi seperti dengan cara belajar sambil bermain.

"Anak- anak sekolah dasar kan masih suka bermain. Jadi guru harus menggunakan metode belajar sambil bermain, penyampaian materi dalam suasana bermain akan lebih mudah diserap oleh murid," tambah Anita yang juga Guru besar Universitas Katolik Widya Mandala di Surabaya tersebut.

Ia memberi contoh dalam hal pelajaran matematika, belajar berhitung bisa menggunakan metode biji-bijian atau metode bermain lainnya.

Anita juga menjelaskan untuk menjadi guru yang kreatif maka peniruan cara mengajar dari guru lain itu dibenarkan asalkan itu juga bermanfaat bagi murid itu sendiri.

"Inovasi itu bisa dipelajari, di depan bisa 'dicontek', kalau seorang guru melihat guru lain yang punya cara pengajaran yang bagus dan menerapkan di kelasnya itu sah-sah saja to, asalkan kedepannya guru tersebut bisa mengembangkan sendiri kreatifitasnya," ujar Anita.

Anita juga menganggap bahwa kreatifitas dan inovatif guru bukan hanya terbatas pada cara belajar mengajar tapi juga diluar hal itu masih banyak yang harus diperhatikan oleh guru sendiri yang salah satunya adalah harus peduli keadaan murid.

Ia memberi contoh tentang murid yang harus ke sekolah dengan menyeberang sungai, sehingga seorang guru harus peduli terhadap muridnya , misalnya dengan mengajak instansi atau kelompok tertentu untuk membangun jembatan di wilayah tersebut.

Senada denga Anita, Direktur Program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation,Dewi Susanti juga menilai bahwa guru perlu mengubah paradigma atau cara pandang soal sistem balajar mengajar.

Tanoto Foundation adalah salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam pemberdayaan sektor pendidikan yang salah satunya pemberdayaan guru.

"Kebanyakan kunjungan saya ke lapangan di wilayah Indonesia masih banyak guru yang menggunakan cara lama yang di mana guru dianggap adalah satu-satunya sumber ilmu. Pada dasarnya paradigma ini harus berubah dengan menjadikan murid sebagai agen belajar," katanya.

Dewi sendiri menyarankan salah satu cara belajar mengajar dengan memberikan buku kepada murid, dan murid diminta membuat pertanyaan dari apa yang dibaca di buku tersebut karena itu dianggap lebih memudahkan murid untuk mengerti pelajaran.

Tanoto Foundation sendiri telah membuat pelatihan juga pendampingan kepada guru sekolah dasar dibeberapa wilayah di Indonesia khususnya di daerah terpencil.

(M-SFO/A011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011