Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan intervensi dalam Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Negara (G20) di Cannes, Prancis, pada 3-4 November 2011, mengingatkan agar krisis ekonomi di zona Euro tidak melupakan tujuan dibentuknya G20 untuk mewujudkan perekonomian global yang lebih berimbang.

Dalam konperensi pers setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, untuk menjelaskan hasil kunjungan kerja selama enam hari di Prancis, Presiden mengatakan bahwa ia juga mengingatkan forum G20 untuk tidak melupakan berbagai masalah pembangunan, seperti program pengurangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja.

"Saya mengingatkan agar jangan sampai gara-gara ekonomi di Yunani dan Zona Euro, maka pekerjaan besar yang berdimensi jangka menengah, fundamental, dan strategis itu tidak dijalankan dengan baik,' ujarnya.

Presiden menjelaskan, KTT ke-6 G20 di Perancis memang lebih didominasi oleh pembahasan masalah krisis ekonomi di zona Euro, khususnya yang terjadi di Yunani, sehingga hampir semua perhatian dicurahkan pada upaya mencari solusi krisis tersebut.

Menurut Kepala Negara, dalam forum tersebut dirinya menyampaikan kepercayaan kepada para pemimpin Zona Euro yang diharapkan bisa mengambil langkah-langkah nyata untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Namun, Presiden juga mengingatkan bahwa G20 adalah kelompok yang mewakili kepentingan bangsa-bangsa di dunia, sehingga juga harus mempertimbangkan kepentingan negara-negara berkembang dan kurang berkembang.

"Saya ingatkan karena krisis Zona Euro dan Yunani pada saatnya bisa diselesaikan, bisa kembali pada kerangka G20 yang intinya bersama-sama meningkatkan pertumbuhan ekonomi global dan berimbang dan juga sistem keuangan dunia yang stabil," tutur Kepala Negara.

G20 diselenggarakan pertama kali di Washington DC, Amerika Serikat, pada 2008 sebagai respon dunia untuk menanggapi krisis keuangan global terjadi saat itu. Pemimpin dari dua puluh negara maju dan berkembang berkumpul untuk mencari solusi krisis sekaligus merumuskan mekanisme sistem keuangan dunia yang stabil agar krisis serupa tidak terjadi lagi pada masa depan.

Salah satu kesepakatan yang dihasilkan saat itu adalah reformasi sistem keuangan agar menghasilkan mekanisme yang lebih stabil, berimbang, dan juga adil bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Pada KTT di Cannes, Paris, para pemimpin negara G20 menyepakati Deklarasi Cannes yang berisi komitmen negara-negara anggota G20 untuk melaksanakan dan melanjutkan berbagai kebijakan di bidang fiskal, moneter, serta reformasi di sektor keuangan dan struktural dengan memperhatikan dampak dari kebijakan domestik terhadap negara lain.

Negara-negara anggota G20 juga telah menyetujui langkah-langkah nyata yang dirumuskan di dalam Rencana Aksi Cannes meliputi respon G20 untuk mengembalikan kepercayaan pasar khususnya terkait krisis di kawasan Euro, percepatan penyelesaian isu ketidakadilan global, reformasi sistem keuangan, serta kebijakan untuk meningkatkan kapasitas Dana Moneter Internasional dalam menjalankan upaya penyelamatan keuangan global secara lebih optimal terutama untuk meningkatkan kemampuan memberikan peringatan lebih tegas sebelum krisis terjadi.

Presiden Yudhoyono mengatakan, pada KTT di Perancis para pemimpin negara kelompok G20 juga sepakat bahwa forum tersebut lebih baik tetap bersifat informal, namun dengan tetap menjaga kesinambungan dan konsistensi penyelesaian masalah.

Presiden juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah pada KTT G20 tahun 2016 yang mewakili kawasan Asia bersaing dengan China dan Jepang.
(T.D013)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011