Di Riau itu memang ada tradisi pacu jalur. Mungkin karena itu saya bisa menjadi pedayung seperti sekarang,"
Karawang (ANTARA News) - Atlet Indonesia yang meraih medali emas pertama bagi Kontingen Merah Putih pada SEA Games 2011, Eka Octarorianus, mantap memilih dayung sebagai pilihan hidup, karena sudah banyak prestasi dan kebaikan yang diperolehnya dari olahraga air tersebut.

Pria kelahiran 25 Oktober 1989 tersebut mengaku tidak pernah menyangka menjadi atlet dayung seperti saat ini hingga menyumbangkan emas pertama bagi Indonesia di SEA Games, sebab ketika masih kecil olahraga yang ia sukai hanya bola voli dan sepak bola.

Faktor alam yang menjadikan Eka sebagai pedayung yang patut diperhitungkan oleh pedayung dari negara lain se-Asia Tenggara.

Sebagai buktinya, pemuda asal Riau itu berhasil mempersembahkan emas pertama bagi Indonesia di SEA Games yang digelar di Situ Cipule, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (11/11).

"Alhamdulillah," begitu jawabnya saat ditanya wartawan mengenai perasaannya setelah menjadi sosok atlet penyumbang emas pertama SEA Games 2011.

Eka tidak menyangka dan cukup terkejut ketika menjadi sosok penyumbang emas pertama untuk Indonesia, sebab pada hari pertama pertandingan cabang olahraga dayung, cabang yang dipertandingkan bukan pertama.

Justru harapan perolehan emas pertama ada kepada rekannya Muchlis, yang akhirnya menduduki peringkat ketiga pada Kayak 1 Putra 1000 meter.

Dengan wajah yang nampak sumringah, atlet asal Riau itu menceritakan karirnya sampai kini menjadi pedayung andal. Dengan singkat, ia menjawab kalau dirinya menjadi pedayung akibat faktor alam.

"Iya faktor alam. Mungkin karena tradisi di daerah saya. Di Riau itu memang ada tradisi pacu jalur. Mungkin karena itu saya bisa menjadi pedayung seperti sekarang," kata Eka.

Karena tradisi di daerahnya itu, sejak usia 12 tahun Eka sudah mengenal "dunia" dayung. Pada usia yang masih sangat muda tersebut, putra pertama pasangan Ermis-Khasmah Yohana itu direkrut untuk berlatih dayung, dan akhirnya mampu meraih medali perak pada ajang Popnas di Medan tahun 2005 silam.

Eka mengaku baru dua tahun mengikuti ajang bergengsi SEA Games. Pada SEA Games sebelumnya, Eka mampu menyumbangkan tiga emas untuk Indonesia. Sedangkan pada permulaan SEA Games tahun ini, Eka sudah mampu menyumbang dua emas pada cabang Kano.

Emas pertama diraih sendiri pada nomor Kano 1 Putra 1000 meter dan emas keduanya diraih dari cabang Kano 2 Putra 1000 meter bersama rekannya, Anwar Tarra.

Bahkan, ia bersama Anwar Tarra juga pernah menjadi juara pada Kejuaraan Asia, di Iran, 2009 lalu.

"Rasanya senang sekali. Saya persembahkan kemenangan ini untuk orang tua saya dan bangsa Indonesia," katanya atlet yang berasal dari keluarga petani itu.

Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Riau tersebut belum bisa menyebutkan mengenai bonus yang akan diperoleh dari SEA Games tahun ini, setelah untuk sementara menyumbang emas untuk Indonesia.

"Saya belum tahu untuk apa (uang itu). Tapi, itu untuk orangtua dulu," ungkap pria yang memiliki tinggi badan 175 dan berat 60 kilogram tersebut sambil tertawa.

Ia berharap, kemenangannya pada pertandingan awal cabang dayung SEA Games ke-26 kali ini menjadi motivasi bagi atlet-atlet Indonesia pada SEA Games 2011.
(KR-MAK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011