"Seharusnya tidak rebutan seperti ini untuk memperoleh data hasil perlombaan," kata Alex Supriadi, salah seorang wartawam media elektronik yang meliput dayung pada SEA Games di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat, Jumat.
Dikatakannya, panitia pelaksana cabang dayung SEA Games yang membidangi media terkesan tidak siap menghadapi ajang SEA Games.
Padahal, kata dia, seharusnya panitia lebih siap dan sigap. Tidak perlu menunggu seluruh jenis perlombaan selesai untuk memberikan data hasil perlombaan kepada wartawan.
Seorang wartawan dari Malaysia, juga mengakui kekecewaannya terhadap pelayanan panitia pelaksana cabang dayung SEA Games yang membidangi media.
Hal tersebut diungkapkan ketika dirinya rebutan bersama wartawan dalam negeri untuk memperoleh hasil perlombaan berbagai jenis lomba dayung.
Idealnya, kata dia, panitia kompetisi yang membidangi media itu sudah bisa menyediakan data hasil perlombaan maksimal sekitar 15 menit setelah jenis perlombaan tertentu selesai.
Tetapi pada hari pertama pertandingan cabang dayung kali ini, panitia baru bisa menyediakan data hasil perlombaan lebih dari 20 menit setelah perlombaan.
Pantauan ANTARA, usai lima jenis perlombaan dayung dipertandingkan pada hari pertama pelaksanaan cabang dayung, para wartawan dari luar dan dalam negeri mendatangi ruang serba guna venue dayung Situ Cipule yang menjadi sekretariat panitia pelaksana.
Mereka mendatangi sekretariat panitia pelaksana untuk mengambil data hasil berbagai jenis perlombaan.
Tetapi sesampainya di sekretariat panitia, para wartawan hanya bisa memperoleh beberapa hasil jenis perlombaan cabang dayung.
Data hasil perlombaan dayung itu pun diperoleh dengan cara rebutan, seperti fenomena pembagian zakat atau shadaqah di beberapa daerah tertentu.
Sementara itu, pada hari pertama di Cipule, terdapat lima perebutan medali pada cabang dayung.
Kelima medali yang diperebutkan pada hari pertama itu ialah dari kayak 1, 2, 4 , serta kano 1 dan 2 Putra 1.000 meter. Semua pertandingan itu untuk nomor putra.
(KR-MAK)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
