Kita harus menjadi tuan rumah yang baik, karena itu kita juga mendukung tim-tim tamu kita,"
Palembang (ANTARA News) - Dari mana datangnya ratusan suporter Malaysia di arena SEA Games 2011 Jakabaring, Palembang? Dari Kuala Lumpur atau Johor?

Bukan! Mereka datang SMP Negeri 44, SMP Negeri 16, SMP Negeri 48 dan SMA PGRI 2 Palembang. Siswa-siswi sekolah itulah yang meneriakkan yel-yel penyemangat demi mendukung kontingen negeri jiran pada setiap pertandingan di berbagai arena di Kompleks Olahraga Jakabaring.

"Tugas kami mendukung tim Malaysia, karena itu kami berteriak-teriak, `Malaysia, Malaysia, Malaysia` pada setiap pertandingan," kata Ayu Napsadewi, siswi kelas 7 SMP 44 Palembang, saat ditemui ANTARA di arena sepak takraw, kawasan Sriwijaya International Expo Jakabaring, Senin.

Ayu dan lebih dari 440 siswa-siswi dari empat sekolah itu bukan hanya memberi dukungan. Mereka juga mengenakan kaus bergambar bendera Malaysia dan membawa atribut tim negeri yang termasyhur dengan Menara Petronas-nya itu.

Selama tiga hari pelaksanaan olahraga multi event terakbar se-Asia Tenggara ini, Ayu dan teman-temannya telah mendukung Malaysia pada pertandingan renang, atletik, sepak takraw dan gulat. Ia juga akan mendukung pada cabang-cabang lain, sepanjang tim Malaysia bertanding.

Ayu adalah bagian dari tim penggembira yang "dimobilisasi" oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Sumatera Selatan untuk mendukung tim negara-negara peserta SEA Games ke-26 di Palembang. Tujuannya agar negara-negara peserta merasa mendapat dukungan dari masyarakat Palembang, karena Disdikpora menilai semua negara peserta adalah sahabat Indonesia.

Tidak hanya Malaysia, kontingen lain dari Thailand, Singapura, Filipina, Myanmar, Brunei Darussalam, Laos, Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam juga mendapatkan tim penggembira.

"Kita harus menjadi tuan rumah yang baik, karena itu kita juga mendukung tim-tim tamu kita," kata Samsidar, guru pendamping dari SMP Negeri 44 Palembang.

Menurut Samsidar, Disdikpora Sumsel menugaskan 28 sekolah menengah negeri dan swasta di Palembang dan sekitarnya untuk menjadi penyorak pada perhelatan SEA Games 2011. Tiap sekolah diwajibkan mengirimkan 100 siswa dan 10 guru pendamping.

Kepada siswa dan guru pendamping, Disdikpora membagikan kaus bergambar bendera negara-negara peserta SEA Games, topi dan sepasang sepatu bergambar logo SEA Games 2011. Mereka dimobilisasi dengan bus-bus sewaan, diberi uang saku dan makan siang.

Masing-masing negara mendapatkan jatah penyorak berbeda-beda tergantung besarnya kontingen dan banyaknya cabang yang diikuti negara tersebut.

Malaysia paling banyak mendapatkan penyorak, sebanyak 400 siswa ditambang 40 guru pendamping. Thailand, Singapura, Filipina, Myanmar, Brunei Darussalam, dan Vietnam mendapatkan masing-masing 330 penyorak, sedangkan Laos, Kamboja dan Timor Leste mendapatkan "jatah" 220 penyorak.

Oktarizal, siswa SMA Negeri 9 Palembang merasa bangga menjadi bagian dari penyorak SEA Games 2011. Rizal adalah satu dari 100 siswa SMA Negeri 9, yang ditugaskan untuk menjadi penyorak tim Thailand.

"Kami senang dan bangga menjadi bagian dari penyelenggaraan SEA Games ini. Kami ingin Palembang dan Indonesia sukses menjadi tuan rumah. Atlet dari negara-negara peserta senang, karena dukungan kita," katanya.

Tetap Indonesia
Meski menjadi penyorak Malaysia, Riza Novita, siswi kelas 7 SMP 44, mengaku tetap mendukung tim Indonesia, disaat Indonesia bertanding dengan Malaysia maupun tim negara-negara lain.

"Mulut Malaysia, tapi hati tetap Indonesia," kata Riza sembari tertawa. Menurut Riza, dukungannya terhadap Indonesia adalah segala-galanya. Oleh karena itu saat tim Indonesia bertanding melawan Malaysia, Riza dan teman-temannya bersorak untuk kedua tim.

Riza merasa beruntung terpilih menjadi tim penyorak, karena mendapat pengalaman menonton perhelatan olahraga yang mungkin hanya akan ditontonnya sekali seumur hidup. "Kapan lagi Palembang jadi tuan rumah SEA Games?" katanya retoris.

Riza mengaku baru pertama kali melihat permainan sepak takraw. "Ternyata sepak takraw seru juga ya," ujarnya. Ia juga mengagumi pertandingan loncat indah, yang menurutnya memang benar-benar indah. Selama ini, siswi berkulit hitam manis itu hanya melihatnya di televisi, namun ketika melihat secara langsung, ia merasa "surprise".

Pembimbing Riza, Diana Else (40) mengatakan ajang SEA Games 2011 ini merupakan kesempatan yang baik bagi guru olahraga seperti dirinya untuk memperkenalkan secara langsung bermacam-macam cabang-cabang olahraga.

"Selama ini, anak-anak tahunya hanya bola (sepakbola) dan bulu tangkis, padahal ada olahraga lain yang tidak kalah menarik. Ada petangue, ada voli pantai, menembak, sofbol, sepatu roda, dan bisbol," ujarnya.

Olahraga seperti itu juga harus diperkenalkan kepada siswa, supaya prestasi Indonesia pada cabang-cabang itu juga menonjol di kemudian hari. Oleh karena itu, Diana Else berharap setelah SEA Games nanti, stadion-stadion yang telah dibangun di Jakabaring dapat dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah di Palembang dan sekitarnya untuk berlatih.

"Jangan seperti PON yang lalu, stadion terbengkalai. Padahal kan membangunnya mahal," katanya.
(T010)

Pewarta: Teguh Priyanto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011