Semoga senjata-senjata tidak bersuara, sehingga mereka yang memiliki kekuasaan untuk menghentikan perang mendengar seruan perdamaian untuk seluruh umat manusia.
Kota Vatikan (ANTARA) - Paus Fransiskus kembali menyerukan akhir perang di Ukraina saat menggelar audiensi umum pada Rabu (27/4), sehari setelah sakit lututnya yang kambuh membuat semua kegiatannya mendadak dibatalkan.

Fansiskus (85) tiba di Lapangan Santo Petrus sambil duduk di mobil terbuka yang membawanya ke belakang panggung yang menghadap kerumunan ribuan orang.

Dia berjalan perlahan dan terlihat pincang sambil memegang tangan ajudan ke arah kursinya yang berjarak sekitar 10 meter.

“Saya mohon maaf karena saya akan menyapa Anda sambil duduk. Penyembuhan lutut ini tampaknya tiada akhir dan saya tidak bisa berdiri untuk jangka waktu yang lama,” katanya di akhir audiensi sekitar satu jam kemudian di hadapan orang-orang yang biasanya dia datangi untuk disapa, tapi justru sebaliknya mendatangi Paus.

Selama Paskah, dia beberapa kali menghadiri acara tetapi tidak memimpin Misa di Basilika Santo Petrus. Dalam setiap kesempatan, dia mendelegasikan seorang uskup atau kardinal untuk mengucapkan Misa saat dia duduk selama kebaktian dan membacakan khotbahnya juga sambil duduk.

Selain gangguan lutut, Fransiskus juga menderita nyeri panggul yang menyebabkan rasa sakit di kaki.

Saat berbicara dengan sebuah kelompok selama audiensi, dia meminta doa untuk mengakhiri perang di Ukraina yang kerap dia kutuk sejak Rusia melancarkan serangannya.

“Semoga senjata-senjata tidak bersuara, sehingga mereka yang memiliki kekuasaan untuk menghentikan perang mendengar seruan perdamaian untuk seluruh umat manusia,” katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Paus Fransiskus batal bertemu dengan Patriark Rusia pendukung perang
Baca juga: Kabar Ukraina: Dari ultimatum Rusia hingga doa Paus di malam Paskah
Baca juga: Paus kutuk kekejaman perang Ukraina pada Misa Malam Paskah


Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022