Padang Aro, Sumbar (ANTARA News) - Dua lumbung pangan yang dikelola masyarakat melalui gabungan kelompok tani sebagai antisipasi rawan pangan di Solok Selatan, Sumatera Barat, sudah berjalan optimal.

"Di Solok Selatan memiliki dua lumbung pangan yang dikelola masyarakat. Lumbung pangan sebagai antisipasi rawan pangan karena para petani diharuskan mencadangkan pangan dan distribusi pangan bagi anggota kelompoknya. Alhamdulilah sudah berjalan optimal," kata Kepala Kantor Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Solok Selatan, Syahrial, di Padang Aro, Kamis.

Sebut dia, dua lumbung pangan di Bulantiak Kecamatan Sungai Pagu dan Timbulun Kecamatan Sangir dengan masing-masing gapoktan diberi bantuan pembangunan gudang dan distribusi pangan masing-masing Rp50 juta pada tahun 2010.

Bantuan Rp50 juta itu digunakan untuk membangun gudang Rp20 juta dan sisanya untuk distribusi pangan kepada anggota. Dengan ukuran gedung 6 meter x 8 meter mampu menampung cadangan pangan, seperti jagung, singkong, beras, ketela berkisar 30-40 ton beras.

Setiap lumbung pangan harus memiliki persediaan pangan bagi anggota selama dua bulan. Persediaan pangan tersebut akan dipinjamkan kepada anggota kelompok dan harus mengembalikan dalam bentuk bahan pangan yang serupa.

"Jika yang dipinjam beras, harus dikembalikan beras atau bisa uang tapi tergantung kesepakatan. Kita mengharuskan lumbung pangan ini memiliki persediaan lebih dari kebutuhan kelompok sehingga bisa untuk membantu warga lainnya di luar kelompok," katanya.

Persediaan pangan tersebut, bisa digunakan untuk membantu warga lainnya yang mengalami kekurangan pangan atau korban bencana alam, tapi mesti dikembalikan ketika para korban itu sudah kembali ke sawah atau ekonomi keluarganya sudah pulih, jelasnya.

Tambah dia, pada tahun 2011 ini Kantor Penyuluhan dan Ketahanan Pangan kembali memberikan penguatan untuk kedua lumbung pangan ini sebesar Rp20 juta yang digunakan untuk distribusi pangan.

Syahrial menambahkan, pencadangan pangan juga dilakukan oleh lembaga disitribusi pangan masyarakat (LDPM). Untuk di LDPM dialokasikan anggaran khusus stok pangan sebesar Rp20 juta.

Setiap LDPM diberikan bantuan sebesar Rp150 juta dengan rincian Rp50 juta untuk membangun gudang, Rp80 juta untuk distribusi pangan dan Rp20 juta untuk stok pangan, jelasnya.

Di Solok Selatan terdapat tiga LDPM di tiga kecamatan, yakni Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Sangir yang merupakan lumbung beras bagi Solok Selatan. Setiap LDPM mampu menyetok pangan 30-40 ton beras.

"Sejauh ini lumbung panga dan LDPM berjalan dengan baik," katanya.

Pembentukan LDPM di Solok Selatan sudah dimulai sejak tahun 2010 sebanyak dua unit di Sungai Pagu dan Sangir. Kemudian pada tahun 2011 dibangun kembli satu unit di Koto Parik Gadang Diateh.

Solok Selatan, kabupaten yang mekar pada tahun 2004 dari kabupaten induk Solok, merupakan daerah agraris dimana hampir 90 persen masyarakatnya bermatapencaraharian sebagai petani. Luas sawah di Solok Selatan 9.227 hektare.

Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Kerinci, Jambi, ini dua kali berturut-turut memperoleh penghargaan tingkat nasional di bidang pertanian, yakni perhargaan ketahanan pangan tingkat nasional pada tahun 2007 dan peningkatan produksi beras di atas lima persen di tahun 2008. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011