Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut Pulau Bali memiliki makna historis bagi ASEAN karena di Pulau Dewata itu tercapai beberapa kesepakatan penting yang menjadi pijakan bagi arah perkembangan perhimpunan bangsa Asia Tenggara.

Saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)  ASEAN ke-19 di Bali Nusa Dua Convention Center, Kamis, Presiden menjelaskan pada 1976 lahir Bali Concord I yang menjadi tonggak perjanjian persahabatan dan kerja sama (TAC) ASEAN.

"Dokumen tersebut mengatur pola perilaku antarnegara anggota khususnya untuk tidak menggunakan kekerasan dan mengedepankan cara-cara damai" ujarnya.

Perjanjian ini sendiri ternyata diterima oleh banyak negara non ASEAN yang hingga hingga sekarang jumlahnya sudah 29 negara.

Pada 2003 Bali kembali menorehkan momen khusus pada KTT ASEAN sebelumnya.  Di sini, Bali Concord II lahir untuk menandai kesepakatan ASEAN dalam membangun komunitas berdasarkan tiga pilar; politik dan keamanan, ekonomi, serta sosial budaya.

"Kita bergembira bahwa pasca Bali Concord II, ASEAN kemudian menyepakati ASEAN Charter yang mengukuhkan ASEAN sebagai rule-based organization (organisasi yang didasarkan pada aturan)," ujar Presiden Yudhoyono.

Dan sekarang dalam KTT ASEAN ke-19 pada 17-19 November 2011, ASEAN dapat melahirkan Bali Concord III yang memetakan jalan ke depan bagi interaksi komunitas ASEAN dengan komunitas global bangsa-bangsa.

"Hal ini sesungguhnya sejalan dengan tradisi kerja sama ASEAN selama ini yang selalu membuka diri terhadap dunia luar seperti melalui mekanisme dialog ASEAN dengan mitra wicaranya dan forum strategis seperti ARF," kata Yudhoyono.

Dia menyebut Bali Concord III sebagai bentuk semakin besarnya sumbangan ASEAN bagi terwujudnya dunia yang lebih damai, adil, demokratis, dan sejahtera.(*)

D013/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011