senimannya juga harus disiplin dan komitmen
Depok (ANTARA) - Pusat perbelanjaan atau mal memiliki potensi yang cukup besar untuk mengenalkan dan memamerkan karya seni rupa dari para seniman karena tempatnya yang mudah dijangkau oleh masyarakat dari berbagai segmen yang luas dan beragam.

Pameran seni umumnya dilakukan di sebuah galeri khusus atau auditorium suatu. Pengunjungnya rata-rata adalah mereka yang sudah memahami seni rupa dan para kolektor.

Pemanfaatan mal sebagai ruang seni, bisa mendatangkan target baru, khususnya bagi kalangan pemula yang ingin mengkoleksi karya seni.

"Kita harus cari market baru dari orang-orang yang datang ke mal. Marketnya disesuaikan, harga lukisannya affordable, ya kan enggak mungkin orang langsung beli karyanya Affandi," ujar Syakieb Sungkar, kolektor seni, penulis & seniman dalam diskusi "Seni, Mall & Potensi Pasar Pasca Pandemi" di Bellevue Art Space, Cinere, Depok, Kamis (28/4).

Baca juga: Galeri Nasional tampilkan karya seni rupa koleksi negara

"Ini bisa dimulai dari yang new entrance. Di mal memang ada marketnya? Tentu ada, tapi senimannya juga harus disiplin dan komitmen," lanjutnya.

Sementara itu, Windi Salomo, seorang pemilik galeri dan konsultan seni mengatakan bahwa mal merupakan ruang alternatif bagi seniman untuk memamerkan karya.

Sebelum pandemi COVID-19, beberapa pameran seni kerap diselenggarakan di luar terbuka suatu mal. Tujuannya adalah untuk merangkul masyarakat awam sehingga akan lebih banyak orang lagi yang mengerti seni.

"Ini menarik dan ini harus bisa dikelola jadi ada tempat buat teman-teman perupa, karena kan kita kekurangan tempat dan galeri, jumlah seniman dan geleri itu kan tidak berbanding," kata Windi.

Menurut Windi, management sebuah pusat perbelanjaan sangat berperan penting dalam menyediakan ruang seni. Dengan menggunakan mal sebagai tempat pameran, maka seniman memiliki kesempatan untuk memperlihatkan karya.

"Jadi kalau ada lebih banyak mal yang punya ruang-ruang kosong yang diubah jadi sebuah ruang pamer, saya rasa lebih bagus dan meriah. Karena terjawablah ada tempat-tempat yang menampung karya teman-teman yang belum dapat kesempatan berpameran di galeri misalnya," jelas Windi.

Baca juga: Ini karya favorit Angela Tanoesoedibjo di Art Jakarta Gardens 2022

Baca juga: "Shot Marilyn" karya Andy Warhol diperkirakan terjual Rp2,8 triliun

Baca juga: Pandemi bisa jadi inspirasi untuk buat karya fesyen dan seni

 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022